Saturday 26 December 2015

CATATAN RINGKAS, apabila ditanya anak/cucu tentang Al-Quran: (tanya jawab)

S : Berapa jumlah Surah dlm al-Quran?
J : 114 Surah

S : Berapa jumlah Juz dlm al-Quran?
J : 30 Juz

S : Berapa jumlah Hizb dlm al-Quran?
J : 60 Hizb

S : Berapa jumlah Ayat dlm al-Quran?
J : 6236 Ayat

S : Berapa jumlah Kata dlm al-Quran?, dan Berapa Jumlah Hurufnya?
J : 77437 Kata, atau 77439 Kata dan 320670 Huruf

S : Siapa Malaikat yang disebut dlm al-Quran?,
J : Jibril, Mikail, Malik, Malakulmaut, Harut, Marut, Al-Hafazhah, Hamalatul-Arsy, dll.

S : Berapa Jumlah Sajdah (ayat Sujud) dlm al-Quran?
J : 14 Sajdah

S : Berapa Jumlah para Nabi yg disebut dlm Al-Quran?
J : 25 Nabi

S : Berapa Jumlah Surah Madaniyah dlm al-Quran? sebutkan.
J : 28 Surah, al-Baqoroh, al-Imron, al-Nisa" al-Maidah, al-Anfal, al-Tawbah, al-Ra'd, al-Haj, al-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat, al-Rahman, al-Hadid, al-Mujadilah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, al-Shaf, al-Jum'ah, al-Munafiqun, al-Taghabun, al-Thalaq, al-Tahrim, al-Insan, al-Bayinah, al-Zalzalah, al-Nashr.

S : Berapa Jumlah Surah Makiyah dlm al-Quran? sebutkan.
J : 86 Surat, selain surah tersebut di atas.

S : Berapa Jumlah Surah yg dimulai dgn huruf dlm al-Quran?
J : 29 Surah.

S : Apakah yg dimaksud dgn Surah Makiyyah?, sebutkan 10 saja.
J : Surah Makiyyah adalah Surah yg diturunkan di Makkah sebelum Hijrah, seperti: al-An'am, al-Araf, al-Shaffat, al-Isra', al-Naml, al-Waqi'ah, al-Haqqah, al-Jin, al-Muzammil, al-Falaq.

S : Apakah yg dimaksud dgn Surah Madaniyyah? sebutkan lima saja?
J : Surah Madaniyah adalah Surah yg diturunkan di Madinah setelah Hijrah, seperti: al-Baqarah, al-Imran, al-Anfal, al-Tawbah, al-Haj.

S : Siapakah nama para Nabi yg disebut dlm Al-Quran?
J : Adam, Nuh, Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub, Musa, Isa, Ayub, Yunus, Harun, Dawud, Sulaiman, Yusuf, Zakaria, Yahya, Ilyas, Alyasa', Luth, Hud, Shalih, Dzul-Kifli, Syuaib, Idris, Muhammad 'alayhi shalatu wa sallam.
S : Siapakah satu-satunya nama wanita yg disebut namanya dlm al-Quran?
J : Maryam binti Imran.

S : Siapakah satu-satunya nama Sahabat yg disebut namanya dlm al-Quran?
J : Zaid bin Haritsah. Rujuk dlm surah Al-Ahzab ayat 37.

S : Apakah nama Surah yg tanpa Basmalah?
J : Surah at-Tawbah.

S : Apakah nama Surah yg memiliki dua Basmalah?
J : Surah al-Naml.

S : Apakah nama Surah yg bernilai seperempat al-Quran?
J : Surah al-Kafirun.

S : Apakah nama Surah yg bernilai sepertiga al-Quran?
J : Surah al-Ikhlas

S : Apakah nama Surah yg menyelamatkan dari siksa Qubur?
J : Surah al-Mulk

S : Apakah nama Surah yg apabila dibaca pada hari Jum'at akan menerangi sepanjang pekan?
J : Surah al-Kahfi

S : Apakah ayat yg paling Agung dan dlm Surah apa?
J : Ayat Kursi, dlm Surah al-Baqarah ayat No.255

S : Apakah nama Surah yg paling Agung dan berapa jumlah ayatnya?
J : Surah al-Fatihah, tujuh ayat.

S : Apakah ayat yg paling bijak dan dlm surah apa?
J : Firman Allah Swt :" Barang siapa yg melakukan kebaikan sebesar biji sawi ia akan lihat, Barang siapa melakukan kejahatan sebesar biji sawi ia akan lihat.. (Surah al-Zalzalah ayat 7-8)

S : Apakah nama Surah yg ada dua sajdahnya?
J : Surah al-Haj ayat 18 dan ayat 77.

S : Pada Kata apakah pertengahan al-Quran itu di Surah apa? ayat no Berapa?
J : وليتلطف Surah al-Kahfi ayat No. 19.

S : Ayat apakah bila dibaca setiap habis Sholat Fardhu dpt mengantarkannya masuk ke dalam surga?
J : Ayat Kursi.

S : Ayat apakah yg diulang-ulang sbyk 31 kali dlm satu Surah dan di Surah apa?
J : Ayat فبأي آلاء ربكما تكذبانِ ) pada Surah al-Rahman.

S : Ayat apakah yg diulang-ulang sbyk 10 kali dlm satu Surah dan di surah apa? Apakah ayat ini ada juga disebut dlm surah lainnya? Di Surah apa?
J : Ayat (ويل يومئذ للمكذبين) pada Surah al-Mursalat, juga ada dlm Surah al-Muthaffifiin ayat No. 10.

S : Apakah Ayat terpanjang dlm al-Quran? pada Surah apa? Ayat berapa?
J : Ayat No 282 Surah al-Baqarah.

Silakan "Share" agar ilmu ini bermanfaat.

Monday 21 December 2015

Abu Ghiyats dan Istrinya: Balasan dari Sebuah Kejujuran


------------------------------------------------

Di antara tanda-tanda kejujuran adalah takut kepada Allah dan zuhud dalam urusan dunia. Orang yang jujur dalam urusan dunia. orang yang takut dalam keyakinannya akan takut memakan barang-barang haram. Dia lebih memikul kemiskinan dan kesulitan demi mengharap surga. Jika dia berdosa, maka dia tidak tidur hingga dia kembali kepada Tuhannya dan berlepas diri dari dosanya.

Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, “Pada musim haji aku berada di Mekah. Aku melihat seorang laki-laki dari Khurasan mengumumkan ‘Wahai para jamaah haji, wahai penduduk Mekah, di kota maupun di pedesaan, aku kehilangan sebuah kantong berisi seribu dinar. Siapa yang mengembalikannya kepadaku, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan membebaskannya dari neraka, serta dia mendapat pahala balasan pada hari kiamat.”

Berdirilah seorang laki-laki tua dari penduduk Mekah. Dia berkata, “Wahai orang Khurasan, negeri kami ini tabiatnya keras, musim haji adalah waktu yang terbatas, hari-harinya terhitung, dan pintu-pintu usaha tertutup. Mungkin hartamu itu ditemukan oleh seorang mukmin yang miskin atau orang lanjut usia dan dia mendapatkan janjimu. Seandainya dia mengembalikannya padamu, apakah kamu bersedia memberinya sedikit harta yang halal?”

Khurasani menjawab, “Berapa jumlah hadiah yang dia inginkan?”

Orang tua menjawab, “Sepuluh persen, seratus dinar.”

orang Khurasan itu tidak mau. Dia berkata, “Tidak, tetapi aku menyerahkan urusannya kepada Allah dan akan aku adukan dia pada hari dimana kita semua meghadap kepada-Nya. Dialah yang mencukupi kita dan sebaik-baik pelindung.”

Ibnu Jarir berkata, “Hatiku berkata bahwa orang tua itu adalah orang miskin. Dialah penemu kantong dinar tersebut dan ingin memperoleh sedikit darinya. Aku menguntitnya sampai dia tiba di rumahnya. Ternyata dugaanku benar, aku mendengarnya memanggil, ‘Wahai Lubabah’. Istrinya menjawab, ‘Baik Abu Ghiyats’. Orang itu berkata lagi, “Baru saja aku berjumpa dengan pemiliki kantong yang mengumumkan kehilangan kantong ini, tetapi dia tidak mau memberi penemunya sedikit pun. Aku telah mengatakan kepadanya untuk memberi seratus dinar, tapi ia menolak dan menyerahkan urusannya kepada Allah. Apa yang harus aku lakukan wahai Abu Lubabah? Haruskah dikembalikan? Aku takut kepada Allah. Aku takut dosaku bertumpuk-tumpuk.”

Lubabah, istrinya menjawab, “Suamiku, kita telah menderita kemiskinan selama 50 tahun. Kamu mempunyai empat anak perempuan, dua saudara perempuan, aku istrimu dan juga ibuku, lalu kamu yang kesempbilan. Kita tidak mempunyai kambing, tidak ada padang gembala. Ambil semua uangnya. Kenyangkan kami, karena kami semua lapar. Beli pakaian untuk kami. Kamu lebih mengerti tentang keadaan kita. Dan semoga Allah membuatmu kaya sesudah itu. Maka kamu bisa mengembalikan uang itu setelah kamu memberi makan keluargamu, atau Allah melunasi utangmu ini di hari kiamat.”

Pak tua itu berkata pada istrinya, “Apakah aku makan barang haram setelah aku menjalani hidup selama 86 tahun? Aku membakar perutku dengan neraka setelah sekian lama aku bersabar atas kemiskinanku dan mengundang kemarahan Allah, padahal aku sudah di ambang pintu kubur. Demi Allah aku tidak akan melakukannya.”

Ibnu Jarir berkata, “Aku pergi dengan terheran-heran terhadap bapak tua itu dan istrinya. Keesokan harinya pada waktu yang sama dengan kemarin, aku mendengar pemiliki dinar mengumumkan, “Wahai penduduk Mekah, wahai para jamaah haji, wahai tamu-tamu Allah dari desa maupun dari kota, siapa yang menemukan sebuah kantong berisi seribu dinar, maka hendaknya dia mengembalikannya kepadaku dan baginya balasan pahala dari Allah.”

Bapak tua itu berdiri dan berkata, “Hai orang Khurasan, kemarin aku telah mengatakan kepadamu, aku telah memberimu saran. Di kota kami ini, demi Allah, tumbuh-tumbuhan dan ternaknya sedikit. Bermurah hatilah sedikit kepada penemu kantong itu sehingga dia tidak melanggar syariat. Aku telah mengatakan kepadamu untuk memberi orang yang menemukan kantong tersebut seratus dinar, tetapi kau menolaknya. Jika uang tersebut ditemukan oleh seseorang yang takut kepada Allah, apakah sudi kau memberinya sepuluh dinar saja, bukan seratus dinar? Agar bisa menjadi penutup dan pelindung baginya dalam kebutuhannya sehari-hari.”

Orang Khurasan itu menjawab, “Tidak. Aku berharap pahala hartaku di sisi Allah dan mengadukannya pada saat kita bertemu dengan-Nya. Dialah yang mencukupi kami dan Dialah sebaik-baik penolong.”

Orang tua itu menariknya sambil berkata, Kemarilah kamu. Ambillah dinarmu dan biarkan aku tidur di malah hari. Aku tidak pernah tenang sejak menemukan harta itu.”

Ibnu Jarir berkata, “Orang tua itu pergi bersama pemiliki dinar. Aku membuntuti keduanya hingga orang tua itu masuk rumahnya. Dia menggali tanah dan mengeluarkan dinar itu. Dia berkata, ‘Ambil uangmu. Aku memohon kepada Allah agar memaafkanku dan memberiku rezeki dari karunia-Nya’.”

Orang Khurasan itu mengambil dinarnya, dan ketika dia hendak keluar, ia kembali bertanya, “Pak tua, bapakku wafat -semoga Allah merahmatinya- dan meninggalkan untukku tiga ribu dinar. Dia mewasiatkan kepadaku, ‘Ambil sepertiganya dan berikan kepada orang yang paling berhak menerimanya menurutmu’. Maka aku menyimpannya di kantong ini sampai aku memberikannya kepada yang berhak. Demi Allah, sejak aku berangkat dari Khurasan sampai di sini aku tidak melihat seseorang yang lebih berhak untuk menerimanya kecuali dirimu. Ambillah! Semoga Allah memberkahimu. Semoga Allah membalas kebaikan untukmu atas amanahmu dan membalas kesabaranmu atas kemiskinanmu.” Lalu dia pergi dan meninggalkan dirinya.

Bapak tua itu menangis. Dia berdoa kepada Allah, “Semoga Allah memberi rahmat kepada pemiliki harta di kuburnya. Dan semoga Allah memberi berkah kepada anaknya.”

Ibnu Jarir berkata, “Maka aku pun meninggalkan tempat itu dengan berjalan di belakang orang Khurasan itu, tetapi Abu Ghiyats menyusulku dan meminta kembali. Dia berkata kepadaku, ‘Duduklah, aku melihatmu mengikutiku sejak hari pertama. Kamu mengetahui berita ini kemarin dan hari ini. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar dan Ali radhiallahu ‘anhuma, “Apabila Allah memberi kalian berdua hadiah tanpa meminta dan tanpa mengharapkan, maka terimalah dan jangan menolaknya. Karena jika demikian, maka kalian berdua telah menolaknya kepada Allah”. Dan ini adalah hadiah dari Allah bagi siapa saja yang hadir.”

Abu Ghiyats lalu memanggil, “Wahai Lubabah, wahai Fulanah, wahai Fulanah.” Dia memanggil putri-putrinya, dua saudara perempuannya, istrinya dan mertuanya. Dia duduk dan memintaku untuk duduk. Kami semua bersepuluh. Dia membuka kantong dan berkata, “Beberkan pengakuan kalian.” Maka aku membeberkan pengakuanku. Adapun mereka, karena tidak memiliki pakaian, maka mereka tidak bisa membentangkan pengakuan mereka. Mereka menadahkan tangan mereka. Pak tua itu mulai menghitung dinar demi dinar, sampai pada dinar kesepuluh dia memberikannya kepadaku sambil berkata, “Kamu dapat dinar.” Isi kantongnya yang seribu dinar itu pun habis dan aku diberinya seratus dinar.

Ibnu Jarir berkata, “Kebahagian mereka atas karunia Allah lebih membahagiakan diriku daripada mendapatkan 100 dinar ini. Manakala aku hendak pergia, dia berkata kepadaku, “Anak muda, kamu penuh berkah. Aku tidak pernah melihat uang ini dan juga tidak pernah memimpikannya. Aku berpesan kepadamu bahwa harta itu halal, maka jagalah dengan baik. Ketahuilah, sebelum ini aku shalat subuh dengan baju usang ini. Kemudia aku melepasnya sehingga anakku satu per satu bisa memakainya untuk shalat. Lalu aku pergi bekerja antara zuhur dan asar. Pada petang hari aku pulang dengan membawa rezeki yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku, kurma dan beberapa potong roti. Kemudian aku melepas pakaian usang ini untuk digunakan shalat zuhur dan asar oleh putri-putriku. Begitu pula shalat maghrib dan isya. Kami tidak pernah membayangkan melihat dinar-dinar ini. Semoga harta ini bermanfaat, dan semoga apa yang aku dan kamu ambil juga bermanfaat. Semoga Allah merahmati pemiliknya di kuburnya, melipatgandakan pahala bagi anaknya, dan berterima kasih kepadanya.”

Ibnu Jarir berkata, “Aku berpamitan dengannya. Aku telah mengantongi seratus dinar. Aku menggunakannya untuk biaya mencari ilmu selama dua tahun. Aku memenuhi kebutuhanku sehari-hari. Aku membeli kertas, bepergian dan membayar ongkosnya dengan uang itu. Enam belas tahun kemudian aku kembali ke Mekah. Aku bertanya tentang bapak tua itu dan ternyata dia telah wafat beberapa bulan setelah peristiwa itu. Begitu pula istrinya, mertuanya, dan dua saudara perempuanya, semuanya telah wafat kecuali putri-putrinya. Aku bertanya tentang mereka. Ternyata mereka telah menikah dengan para gubernur dan raja. Hal itu karena berita kebaikan orang tuanya yang menyebar di seantero negeri. Aku singgah di rumah suami-suami mereka dan mereka menyambutku dengan baik, memuliakanku, hingga Allah mewafatkan mereka. Semoga Allah memberkahi mereka dengan apa yang mereka dapat.”

Firman Allah Ta’ala, “Demikianlah diberi pengajaran kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.”

Lihatlah bagaimana rezeki yang didapatkan Abu Ghiyats, rezeki yang Allah tetapkan tidak berkurang karena kejujuran dan tidak pula bertambah dengan kebohongan atau dusta demikian pula jatah rezeki tersebut tidak bertambah dengan Korupsi.

Sumber: Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf

لُمْعَةُ الْعِلْمِ ( KILAUAN CAHAYA ILMU ) - BOLEHKAH SEORANG ISTRI BERSEDEKAH DARI HARTA SUAMI?


By: Arfah Ummu Faynan
Islam telah memuliakan wanita dengan menjaga hak-haknya, di antaranya adalah hak istri dalam urusan harta:
1. Seorang istri berhak mendapatkan mahar dari suaminya.
2. Seorang istri berhak mendapatkan nafkah harta dari suaminya, sesuai dengan kemampuan suaminya.
3. Seorang istri mempunyai hak milik penuh atas harta pribadi si istri itu sendiri, baik yang didapat dari hasil kerjanya (jika suaminya mengizinkannya bekerja dan tidak ada pelanggaran syari'at pada pekerjaannya), atau harta yang dia dapat dari warisan atau pemberian keluarganya, maupun harta (misalnya tabungan) yang istri miliki sejak sebelum menikah.
Tidak diragukan lagi bahwa islam memberikan kebebasan kepada seorang istri untuk membelanjakan atau bersedekah dari harta pribadi sang istri.
Namun, BOLEHKAH SEORANG ISTRI BERSEDEKAH DARI HARTA SUAMINYA, ATAU BERSEDEKAH DENGAN SESUATU YANG ADA DI RUMAH SUAMINYA?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
(( لا يحل لامرأة أن تعطي من مال زوجها شيئا إلا بإذنه ))
"Tidak halal bagi seorang istri jika dia memberikan (kepada orang lain) dari harta suaminya, kecuali dengan seizin suaminya." (1)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
(( إذا أنفقت المرأة من طعام بيتها غير مفسدة كان لها أجرها بما أنفقت, ولزوجها بما كسب ))
"Jika seorang istri bersedekah dengan makanan yang ada di rumahnya, dengan tanpa berlebihan dalam bersedekah, maka sang istri mendapat pahala memberi, sedangkan suami mendapat pahala bekerja (mencari uang)." (2)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
(( إذا تصدقت المرأة من بيت زوجها كان لها أجر, ولزوجها مثل ذلك, لا ينقص كل واحد منهما من أجر صاحبه شيئا ))
"Jika seorang istri bersedekah dengan harta yang ada di rumah suaminya, maka dia mendapat pahala, dan suaminyapun mendapat pahala, masing-masing tidak mengurangi pahala salah seorang di antara mereka berdua." (3)
Para Ulama menjelaskan, Jika SEORANG ISTRI BERSEDEKAH DARI HARTA SUAMINYA, maka hal ini tidak lepas dari TIGA KEADAAN:
KEADAAN PERTAMA: SUAMI MEMBERI IZIN KEPADA ISTRINYA DENGAN IZIN KHUSUS.
Misalnya: Seorang istri bersedekah dari harta suaminya dengan jumlah nominal tertentu kepada seseorang, dengan seizin suaminya (suami mengizinkan istri mengambil harta suami untuk bersedekah, dan suami tahu untuk siapa dia bersedekah dan berapa jumlah yang diberikan).
DALAM KEADAAN INI, ISTRI MENDAPAT PAHALA SEMPURNA, DAN SUAMI MENDAPAT PAHALA SEMPURNA, MASING-MASING TIDAK MENGURANGI PAHALA SALAH SEORANG DI ANTARA MEREKA BERDUA.
KEADAAN KEDUA: SUAMI MEMBERI IZIN KEPADA ISTRINYA DENGAN IZIN UMUM.
Misalnya suami biasa memberikan uang belanja kepada istrinya dan istrinya yang bertanggung jawab mengatur belanja, lalu sang istri menyisihkan kelebihan uang belanja untuk bersedekah, suaminya tahu hal itu dan mengizinkannya, tanpa tahu perincian berapa jumlah yang diberikan, bersedekah kepada siapa, kapan waktunya, dsb. selama tidak merugikan atau mengurangi jatah belanja yang semestinya.
Atau misalnya seorang suami mengizinkan secara umum kepada istrinya untuk bersedekah dari harta suami (di luar uang belanja) dengan tanpa berlebihan dalam bersedekah, tanpa suami tahu perinciannya.
DALAM KEADAAN INI (IZIN UMUM), SANG ISTRI MENDAPAT SETENGAH PAHALA, DAN SUAMI MENDAPAT SETENGAH PAHALA.
KEADAAN KETIGA: SUAMI TIDAK MENGIZINKAN ISTRINYA UNTUK BERSEDEKAH DARI HARTA SUAMI.
Misalnya: Istri mengambil harta suami, lalu dia bersedekah dengan harta tersebut tanpa izin dari suaminya.
DALAM KEADAAN INI, SANG SUAMI MENDAPAT PAHALA SEDEKAH, SEDANGKAN ISTRI MENDAPAT DOSA, wal 'iyaadzu billah .
Semoga Allah menjadikan kita sebagai istri-istri yang HAAFIZHAAT: menjaga kehormatan diri, menjaga kehormatan suami, menjaga rumah suami, menjaga harta suami, serta menjaga anak-anak kita, yang semuanya adalah amanah dari Allah.
---------------------
Footnote:
(1) Hadits dengan lafazh ini diriwayat

Sistem Pendidikan Terbaik

-copas-

Oleh: Muhammad Husnan

Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti kuliah subuh di Masjid dekat rumah. Ustadz yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sedang mencari sistem pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan dan mencetak generasi yang cerdas, bermartabat dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Untuk mencari sistem pendidikan terbaik, rektor tersebut pergi ke Timur Tengah untuk meminta nasihat dari seorang ulama terkemuka di sana. Ketika bertemu dengan ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia menyampaikan maksudnya untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem pendidikan terbaik untuk kampus yang dipimpinnya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor, ulama tersebut bertanya bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat bawah sampai paling atas?
Rektor menjawab, "paling bawah mulai dari SD selama  6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi.

Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya? Tanya Sang Ulama.
Iya, jawab rektor tersebut.
Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang akan bisa didapat? Tanya kembali Sang Ulama.
Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya. Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami. Jawab si rektor.

Jika Lulus SMP bagaimana?
Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service, jawab kembali si rektor. Kalau SMA bagaimana?
Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan, lanjut si rektor.

Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana? Bertanya kembali Sang Ulama. Klo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan, kata si rektor.

Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau menempuh pendidikan selama kurang lebih 15-16 tahun ya? Tanya kembali sang Ulama. Iya betul, jawab si rektor.

Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan. Misal selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30 juz? Tanya Sang Ulama. Inshaa Alloh bisa, jawab si rektor dengan yakin. Apakah ada hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD? Kembali tanya Sang Ulama. Tidak ada, jawab si rektor.

Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun? Bisa, jawab si rektor. Apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis menjadi OB atau cleaning service? Tidak ada, jawab kembali si rektor.

Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa menguasai tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik? Tanya kembali ulama tersebut. Tidak ada, jawab si rektor. Rektor tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.

Anda mulai paham maksud Saya? Ya, jawab si rektor.

Berapa lama pelajaran agama yang diberikan dalam seminggu? Kurang lebih 2-3 jam, jawab si rektor.

Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si rektor, jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan orientasi akhirat karena jika Kita berfokus pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat.

Pelajari Al-Qur'an karena orang yang mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan meninggikan derajat orang tersebut di mata hamba-hambaNya. Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz Qur'an di negara Anda atau di negara manapun yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur'an. Hafidz Qur'an adalah salah satu karyawan Alloh dan Alloh sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan.

Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor tersebut. Mari kita didik diri dan keluarga kita agar senantiasa selalu membaca, mempelajari, dan menghapal Al-Qur'an agar hidup kita dimudahkan dan berkecukupan. Totalitas menjadi karyawan Alloh bukan hanya karyawan dari seorang manusia.

Semoga bermanfaat.

Silahkan dishare agar semakin banyak yang terinspirasi untuk mempelajari dan menghafal Al-Qur'an

toleransi dalam Islam itu

toleransi dalam Islam itu "bagimu agamamu & bagiku agamaku" | bukan dengan mengikuti bahkan meramaikan hari ibadah agama lain #saveouraqidah

jangan atas nama toleransi malah menggadaikan keyakinan sendiri | membuat aturan yang tak pernah Rasulullah lakukan #saveouraqidah

alasannya toleransi lantas menggabungkan diri dalam ibadah agama lain | sementara agamanya sendiri malas & enggan dipelajari #saveouraqidah

menghormati pemeluk agama lain bukan dgn menggadaikan agama sendiri | banyak cara yg bisa digunakan untuk menghormati mereka #saveouraqidah

Muslim itu hrus punya prinsip & prinsipnya harus diketahui orang | bila tidak kita akan terus-terusan punya rasa "nggak enak" #saveouraqidah

"kan gak enak klo gak ngucapin selamat natal" | "kan gak enak gak dateng nikahan dia di gereja" | itulah nggak berprinsip =_= #saveouraqidah

"nggak enak nolak bos suruh pake topi sinterklas" | mereka aja ragu-ragu sinterklas ada, malah kita ikut-ikutan takhayul #saveouraqidah

jelaskan secara sopan dan lembut prinsip kita | baik itu pada orang Muslim atau non-Muslim | insyaAllah mereka akan memahami #saveouraqidah

bila diajak mengikuti ibadah agama lain sampaikan dgn baik2 bhwa itu bukan cara kita | dan sampaikan apresiasi lain kepadanya #saveouraqidah

"gue kawin bsk bro, di gereja, dtg ya" | o.. sori bro, kl itu gue g bisa, maaf ya bro! | besoknya anterin dah kado kerumahnya #saveouraqidah

"kryawan semua bpk undang ke pesta natal bsk di kntor ya!" | wah, maaf pak, saya g ikut rayain natal, saya izin y pak | beres #saveouraqidah

smakin kita takut & khawatir nyatain prinsip agama kita | smakin kita gak nyaman & "gak enakan" | akhirnya kita jg jdi korban #saveouraqidah

sampaikan aja apa adanya dengan baik-baik, jangan sewot dan ngamuk | woles aja | klo temenmu, bosmu baik, dia pasti paham kok #saveouraqidah

lha gimana kalo temenmu sewot lalu kamu dituduh nggak toleran? | kamu tetep aja woles | berarti dia nggak cocok jadi temenmu #saveouraqidah

lha gimana kl bosmu ngamuk lalu km dipecat? | ya woles aja | cepet atau lambet kmu bakal dipecat juga kalo bosmu model begitu #saveouraqidah

tapi pengalaman banyak orang lain juga nggak gitu | kadang-kadang orang aja yang terlalu takut hal-hal yang belum terjadi #saveouraqidah

agamamu itu Islam & Allah Tuhanmu itu Maha Kaya dan Maha Mampu | kalau kamu sudah senangkan Dia | dunia semua dikasi sama Dia #saveouraqidah

kamu bisa nggak enak sama manusia padahal dia sama kayak kamu | tapi nggak pernah merasa nggak enak sama Allah pencipta-mu? #saveouraqidah

toleransi itu pengertian 2 belah pihak bkn hnya pngertian 1 pihak | kita tahu cara agama dia, dia jg hrs tahu cara agama kita #saveouraqidah

dan kembali lg tolerasi dlm Islam adlh membiarkan pemeluk agama lain melaksanakan apa yg mereka yakini | kita gak ikut-ikutan #saveouraqidah

tapi semua kembali kepada masing-masing sih | bisa aja kamu cari dalil-dalil maksa yang bolehin | ya.. hidup itu pilihan #saveouraqidah

"lakum dinukum wa liya din" | bagimu agamamu bagiku agamaku | that's tolerance #saveouraqidah

berikan dukunganmu melalui sosial media dengan ikut membagikan kartu kepada saudara seiman di link berikut, yang dapat di print di kota dan daerah masing masing.. http://tinyurl.com/saveouraqidah2

"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah KEPADA KU" (Qs Al maidah ayat 44)

Tuesday 15 December 2015

Mempesona & Terpesona

Oleh : Ustadzah Arfah Ummu Faynan, Lc

Saudariku …
Inginkah kau selalu MEMPESONA di hadapan suamimu ?

1. Jagalah penampilanmu di hadapannya …
Jika kau tak mampu untuk tampil cantik sepanjang hari, setidaknya kau berusaha untuk mempercantik penampilanmu ketika akan beranjak ke tempat tidur bersama suamimu.

2. Jagalah ucapanmu …
Rendahkan suaramu, jangan kau bersuara keras & berkata ketus, terutama disaat dia marah, tahanlah amarahmu di hadapannya, bicarakan argumenmu kepadanya di lain waktu, ketika kalian tidak sedang dalam keadaan marah.

3. Jagalah perbuatanmu …
Berbuatlah apa yang disenangi suamimu, dan tinggalkan apa-apa yang tidak disenangi suamimu, selama hal-hal itu tidak melanggar syari’at.

4. Jangan pernah menolaknya di tempat tidur …
Jika kau sakit ringan, tetaplah turuti keinginannya, semoga Allah menyembuhkanmu dengan sebab keta’atanmu kepada suamimu.
Jika kau lelah, tetaplah penuhi keinginannya, semoga Allah memberi kekuatan kepadamu dengan sebab menyenangkan suamimu.
Jika kau sedang tidak mood, tetaplah ikuti keinginannya, semoga Allah memberikan kepadamu sesuatu yang lebih yang tidak kau capai sebelumnya, dengan sebab mengikuti keinginan suamimu.
Bahkan, tampakkanlah di hadapan suamimu, bahwa engkaulah yang selalu menginginkannya.

Saudariku …
Maukah kau tahu, agar engkau selalu TERPESONA dengan suamimu ?

1. Cintailah suamimu hanya karena Allah …
Jika kau mencintainya kerena ketampanannya, suatu saat nanti dia akan berubah menjadi tua,
Jika kau mencintainya karena hartanya, maka harta tak akan kekal,
Jika kau mencintainya karena kecerdasannya, suatu saat dia akan berubah menjadi pikun,
Jika kau mencintainya karena Din & Akhlaqnya, maka cinta karena Allah akan kekal & abadi.

2. Tundukkan pandanganmu kepada selain suamimu …
Karena dengan menundukkan pandanganmu, engkau mematuhi perintah Rabb-mu, dan kau akan lebih mencintai suamimu.

3. Dialah yang terindah …
Hilangkan pesona pria lain, jangan bandingkan suamimu dengan pria lain, jangan pernah memuji pria lain di hadapan suamimu, walaupun itu adalah seorang ustadz.
Dialah suami yang telah Allah halalkan untukmu. Sehebat apapun pria-pria lain, namun mereka bukanlah pasangan yang telah Allah halalkan untukmu.

4. Ingatlah selalu kebaikannya, lupakan keburukannya
Ingatlah selalu kelebihannya, lupakan kekurangannya, niscaya kau akan selalu ridha dengan suami yang telah Allah taqdirkan untukmu.

5. Dialah surgamu & nerakamu
قال صلى الله عليه وسلم: (فانظري أين أنت منه ، فإنما هو جنتك ونارك) صحيح الجامع 1509
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Lihatlah kedudukanmu di sisi suamimu, karena sesungguhnya dia adalah surgamu & nerakamu”.

♻ Silahkan disebarluaskan

Wednesday 9 December 2015

Kisah Nyata: Pesankan Untukku Satu Kamar Di Neraka!

Oleh : Redaksi SalamDakwah
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh....
Saudara-saudariku....
Suatu hari, seorang gadis yang terpengaruh dengan cara hidup masyarakat Barat menaiki sebuah bis mini untuk menuju ke tujuan di wilayah Iskandariah.
Malangnya walaupun tinggal di bumi yang terkenal dengan tradisi keislaman, pakaian gadis tersebut sangat menyolok mata. Bajunya agak tipis dan seksi hampir terlihat segala yang patut disembunyikan bagi seorang perempuan dari pandangan lelaki yang bukan mahramnya.
Gadis itu dalam usia sekitar 20 tahun.
Di dalam bis itu ada seorang tua yang dipenuhi uban menegurnya.
“Wahai pemudi! Alangkah baiknya jika kamu berpakaian yang baik, yang sesuai dengan ketimuran dan adat serta agama Islam kamu, itu lebih baik daripada kamu berpakaian begini yang pastinya menjadi mangsa pandangan liar kaum lelaki…”, nasehat orang tua itu.
Namun, nasehat yang sangat bertepatan dengan tuntunan agama itu dijawab oleh gadis itu dengan jawaban mengejek,
“Siapakah kamu hai orang tua?
Apakah di tangan kamu ada kunci surga? Atau adakah kamu memiliki sejenis kuasa yang menentukan aku bakal berada di surga atau neraka?”
Setelah menghamburkan kata-kata yang sangat mengiris perasaan orang tua itu, gadis itu tertawa mengejek panjang. Tidak cukup dengan itu, si gadis lantas coba memberikan telepon genggamnya kepada orang tua tadi sambil melafadzkan kata-kata yang lebih dahsyat,
“Ambil handphone-ku ini dan hubungilah Allah serta tolong pesankan sebuah kamar di neraka jahannam untukku,” katanya lagi lantas ketawa terkekeh-kekeh tanpa mengetahui bahwasanya dia sedang mempertikaikan hukum Allah dengan begitu biadab.
Orang tua tersebut sangat terkejut mendengar jawaban dari si gadis manis itu. Sayang wajahnya yang ayu tidak sama dengan perilakunya yang buruk.
Penumpang-penumpang yang lain turut terdiam ada yang menggelengkan kepala kebingungan.
Semua yang di dalam bis tidak menghiraukan gadis yang masih muda yang tidak menghormati hukum itu dan mereka tidak mau menasehatinya karena khawatir dia akan menghina agama dengan lebih parah lagi.
Sepuluh menit kemudian bis pun tiba di perhentian. Gadis seksi bermulut lancang tersebut didapati tertidur di muka pintu bis. Pemandu bis termasuk para penumpang yang lain membangunkannya tapi gadis tersebut tidak sadarkan diri. Tiba-tiba orang tua tadi memeriksa nadi si gadis. Sedetik kemudian dia menggelengkan kepalanya. Gadis itu telah kembali menemui Rabbnya dalam keadaan yang tidak disangka. Para penumpang menjadi cemas dengan berita yang menggemparkan itu.
Dalam suasana kalang kabut itu, tiba-tiba tubuh gadis itu terjatuh ke pinggir jalan. Orang-orang segera berbuat untuk menyelamatkan jenazah tersebut. Tapi sekali lagi mereka terkejut. Sesuatu yang aneh menimpa jenazah yang terbujur kaku di jalan raya. Mayatnya menjadi hitam seolah-olah dibakar api. Dua, tiga orang yang coba mengangkat mayat tersebut juga keheranan karena tangan mereka terasa panas dan hampir terbakar begitu menyentuh tubuh si mayat. Akhirnya mereka memanggil pihak keamanan untuk mengurusi mayat itu.
Apakah keinginannya memesan sebuah kamar di neraka dikabulkan Allah? Naudzubillah…,
Sesungguhnya Allah itu Maha Berkuasa di atas segala sesuatu.
***
Saudara-saudariku,
Alangkah baiknya jika kisah nyata ini kita jadikan bahan renungan dan pelajaran kita sebagai seorang muslim. Jangan sekali-kali kita mempermainkan hukum Allah maupun sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam dengan senda gurau atau dengan mengejek.
Semoga bermanfaat..
Sumber:
Majalah Mutiara Amaly vol. 21, hal. 8-9
Dishare/dinukil Oleh: Ustadz Fahruddin Nu'man, Lc حفظه الله

Tuesday 8 December 2015

MELEPAS SANDAL KETIKA MASUK KUBURAN

Pertanyaan: Apakah melepas sandal waktu di kuburan itu sunnah atau bid’ah?
Jawab: Disyariatkan bagi yang masuk kuburan untuk melepas kedua sandalnya, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Basyir bin Al-Khashashiyyah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan: Ketika aku berjalan mengiringi Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, ternyata ada seseorang berjalan di kuburan dengan mengenakan kedua sandalnya. Maka Nabi shallallahu alaihi was sallam mengatakan:
“Hai pemakai dua sandal tanggalkan kedua sandal kamu!”
Orang itu pun menoleh. Ketika dia tahu bahwa itu ternyata Rasulullah shallallahu alaihi was sallam, ia melepaskannya serta melemparkan keduanya. (HR. Abu Dawud)
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Sanad hadits Basyir bin Al-Khashashiyyah bagus. Aku berpendapat dengan apa yang terkandung padanya kecuali bila ada penghalang.”
Penghalang yang dimaksudkan Al-Imam Ahmad adalah semacam duri, kerikil yang panas, atau semacam keduanya. Ketika itu, tidak mengapa berjalan dengan kedua sandal di antara kuburan untuk menghindari gangguan itu.
🏻 Allah subhanahu wa ta’ala-lah yang memberi taufiq, semoga shalawat dan salam-Nya tercurah atas Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi was sallam, keluarganya, dan para sahabatnya.
✔ Ditandatangani oleh Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Asy-Syaikh Abdurrazzaq Afifi, dan Asy-Syaikh Abdullah Ghudayyan. (Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 9/123-124)

Thursday 3 December 2015

Istighfar si Tukang Roti & Doa yang Makbul


Dalam Kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul Jauzi, dikisahkan tentang pengembaraan Imam Ahmad bin Hambal ke suatu negeri untuk suatu keperluan. Dalam perjalanan, beliau kemalaman dan menemukan sebuah masjid, beliau ingin menghabiskan malam di dalam masjid itu. Namun penjaga masjid tidak memperbolehkannya beristirahat di dalam masjid.
Sang penjaga tidak mengetahui bahwa yang dihadapinya adalah seorang ulama besar. Sementara Imam Ahmad juga tidak ingin memperkenalkan diri kepadanya. Kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai di seluruh pelosok negeri, namun tak banyak orang mengenal sosok dan rupanya.
Untunglah, ketika itu melintas seorang pembuat dan penjual roti. Akhirnya tukang roti itu mengajak beliau untuk menginap di tempatnya, juga tanpa tahu bahwa tamunya ini adalah Imam Ahmad bin Hambal.
Ketika sampai di rumahnya, sang lelaki baik hati itu segera mempersiapkan tempat bermalam untuk Imam Ahmad dan mempersilahkan beliau istirahat. Sedangkan dia sendiri justru mulai bekerja dengan menyiapkan bahan-bahan pembuatan roti yang akan dijualnya esok hari.
Ternyata Imam Ahmad tidak langsung tidur, Ia malah memperhatikan segala gerak-gerik sang pembuat roti. Ada satu hal yang menarik perhatian beliau. Yakni, Ia senantiasa beristighfar dalam setiap aktivitas yang ia lakukan. Lidahnya selalu basah dengan istighfar.
Imam Ahmad merasa penasaran lalu bertanya, “Sejak kapan Anda selalu beristighfar tanpa henti seperti ini?”
Ia menjawab “Sejak lama sekali. ini sudah menjadi kebiasaan rutin saya, hampir dalam segala kondisi.”
“Wahai tuan, apa fadhilah (keutamaan) yang tuan dapatkan dari amalan (selalu beristighfar) tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran.
Sang Tukang roti tersenyum. “Fadhilahnya, setiap do’a yang saya panjatkan kepada Allah selalu dikabulkan-Nya,” jawabnya.
“Tapi, ada satu do’a saya yang hingga saat ini belum dikabulkan Allah,” sambungnya.
Sang Imam semakin penasaran dan bertanya, “Apa gerangan doa yang satu itu?” Si lelaki saleh ini pun melanjutkan jawabannya dan berkata,
“Dari dahulu, saya berdo’a kepada Allah agar dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal. Namun hingga saat ini, saya belum juga dipertemukan dengan beliau,” tutur Tukang roti itu.
Lalu, dengan takjub Imam Ahmad berkata, “Aku adalah Ahmad bin Hanbal. Demi Allah, aku benar-benar didatangkan oleh Allah kepadamu.”
Ternyata semua yang dialami Imam Ahmad hari itu, mulai dari kemalaman di kampung, diusir sang penjaga masjid, kemudian bertemu dengan tukang roti dijalanan, sampai menginap di rumahnya, rupanya itu semua hanya merupakan cara Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang saleh.
Demikian dahsyatnya kekuatan istighfar, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala enggan untuk menolak do’a tukang roti yang dipanjatkan kepada-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَكْثَرَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar dan pada setiap kesempitan ada kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Wallahu’alam bish shawab…
oleh Abu Nabil

Sikap terhadap pemimpin yang dzalim

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -  January 25, 2013 Rosululloh shallahu alaihi wasallam bersabda : “Saya memberi wasiat kepada kalian...