Saturday 30 April 2016

"MAHALNYA HIDAYAH"

Tidaklah cukup hafal Al-Qur'an dan hadist.

°~ Kisah nyata ini pernah dituturkan oleh Habib Quraisy bin Qosim Baharun Cirebon, dari kisah perjalanannya tahun 1996 silam.
Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita, betapa berharganya iman dan Islam bagi kita.

°~》Kala itu sebuah pesawat melintasi daratan benua Afrika, atmosfer dan lautannya beserta biosfernya yang rumit.
Sayap pesawat nan kokoh melibas setiap awan yang ada dihadapannya. Penumpang pesawat duduk tenang di kursi empuk sambil menikmati sesuatu yang nyaman baginya sembari menunggu pesawat itu lending pada bandara tujuan selanjutnya.
Diantara penumpang pesawat itu ialah Habib Quraisy serta seorang ibu Tua berpakaian penutup jilbab disebelahnya.
Usia ibu Tua itu berkisar sekitar 65 atau 70 tahun.
Di dalam perjalanan ibu Tua itu menyapa Habib Quraisy dan menanyakan tempat tujuannya dengan berbahasa arab yang fasih.

“Kemana Anda akan pergi ?” Tanya Ibu Tua itu.

“Saya akan transit ke Yordan kemudian melanjutkan perjalanan ke Yaman”. Jawab Habib.

“Dimana asal Anda ?” Tanya ibu Tua itu kembali juga dengan bahasa arab yang sangat fasih.
Habib jawab “Saya berasal dari Indonesia”..

Mengetahui Habib Quraisy orang Indonesia, sejurus ibu Tua mentranslate bahasanya dengan bahasa Indonesia. Padahal dari perbincangannya Ia mengetahui bahwa ibu Tua itu sendiri adalah wanita kelahiran Jerman dan warga Negara Jerman.
Pada gilirannya ibu Tua itu lantas berbahasa Indonesia yang amat fasih pula. Lalu bertanya lagi..

“Adik di Indonesia dimana?”. Habib Quraisy katakan ; “Saya di Jawa”.

Tak ubahnya seperti mengetahui sesuatu, Ibu itu lantas merubah dialognya dengan menggunakan bahasa Jawa yang dialegnya sangat halus dan hampir-hampir Habib Quraisy tidak paham dan Ia katakan pada Ibu itu “Luar biasa, Ibunda begitu banyak menguasai bahasa sampai bahasa Indonesia dan Jawa sekalipun, padahal Anda orang Barat”.

Ibu Tua itu hanya tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan duapuluh bahasa daerah”.

Silih waktu dari perbincangan Habib Quraisy bersama Ibu Tua itu mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama.

Wanita Tua itu mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dengan indah dan mahirnya.

Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an dan bertanya “Apakah Ibunda hafal Al Qur’an ?”

Beliau menjawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.

Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al Qur’an harus bergandengan dengan hadist.
Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala”.

“Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal”. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Dan lagi Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cendrung pada tasawuf sehingga saya memilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya.
Saking seringnya saya membaca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.

Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luar biasanya Ibu Tua itu. Namun karena tidak mau percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba mentest kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Qur’an? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain tentang asbabunnuzul dan qaul Ibnu Abbas?
Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata memang benar Ibu itu hafal Al Qur’an bahkan Ia mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.

Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya mawat yang ada di dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.

Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutka sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tersebut.

Dan lagi Ia menjelaskan masalah hati psikologi berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub.

Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Menurutnya, sejauh ini selain gurunya Habib belum pernah menemukan orang sekaliber Ibu yang ada duduk di sampingnya.

Pesawat mendarat lending di airport.

Ketika pesawat itu sudah benar-benar berhenti para penumpang semuanya menyiapkan diri termasuk barangnya bawaannya menuruni pesawat.

Begitu pula Ibu itu mengambil tasnya yang di ada di kabin, karena sudah merasa kenal Habib mencoba bantu mengambilkan tas itu dan menurunkan tiga tas ke lantai pesawat.

Subhanallah… ketika Ibu itu menunduk untuk mengambil tas itu ternyata keluar dari bilik jilbabnya seutas kalung yang bertanda palang salib.

Seperti petir menyambar di siang bolong,

Habib Quraisy menunduk dengan lemah.

Ibu itu hanya tersenyum dan mengatakan “Akan saya jelaskan kepadamu nanti di hotel”.

Seperti katanya Habib akan transit dulu selama satu hari satu malam, pun Ibu Tua itu.

Maka di ruang receptioner (ruang tunggu) Ia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan kemudian berjanji untuk bertemu di ruang lobi restaurant.

Sesuai kesepakatan keduanya akhirnya bertemu.

Kepada Habib Quraisy Ibu itu mengatakan “Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ?… karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka.
Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini adalah pemberian almarhumah ibu saya”.

Ibu Tua itu pun mengatakan bahwa Ia telah mempelajari beberapa agama, Kristen, Hindu juga Islam.

Ia juga sempat mengungkapkan ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di bilik wahyu Allah Swt dan hadits Nabi Muhammad SAW.

“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.

Dia katakan “Saya tidak beragama”

“Seandainya Ibu masuk agama Islam, begitu membaca syahadat, ibu akan langsung mendapat titel kiyai haji”. Karena demikian luas ilmu yang ia miliki kata Habib.

Ia menjawab “Mungkin karena saya belum dapat hidayah dari Allah”

Habib Quraisy sempat menetaskan air mata bersyukur kepada Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.

Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi seorang yang muslim.

Demikian kisah ajib ini.

Semoga yg membaca dan yang turut merilis kisah ini, dapat mengambil iktibar betapa bersyukurnya kita telah dianugrahkan iman.

Semoga Iman, Islam kita semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah.

Aamiin yaa Robbal'alamin

Wednesday 20 April 2016

Musa, Dan Episode Ketika Celana Cingkrang, Jenggot dan Cadar Mengangkat Harkat Martabat Bangsa

Sejak bertahun-tahun lalu, dan ini tidak dipungkiri lagi telah terjadi, ada semacam pembelokan persepsi terhadap beberapa syiar dan simbol ajaran agama Islam. Syariat, syiar dan simbol yang seharusnya mulia dan dimuliakan, ternyata menjadi olok-olok oleh sebagian orang yang tak bertanggung jawab.
Salah satunya adalah jenggot dan cadar, dengan tambahan celana cingkrang dan jidat hitam. Tidak hanya olok-olok, keempat tanda itu bahkan disempitkan lagi menjadi ciri tak tertulis bagi para pelaku teror. Artinya, para pelaku teror pasti tidak jauh-jauh dari orang yang bercelana cingkrang, berjenggot lebat dan berjidat hitam, serta istrinya memakai cadar penutup muka.

Itu semua terjadi berkat upaya gigih dari media –dan tentu saja kelompok yang bermain di belakangnya, sehingga masyarakat awam pun banyak yang tersugesti dengannya. Dan sayangnya, tidak sedikit pula orang-orang yang dianggap sebagai tokoh agama kemudian latah dan ikut-ikutan tersugesti.

Musa, dan Keluarga Dengan “Ciri Teroris”

Kemunculan Musa sejak dua tahun lalu di salah satu stasiun televisi nasional, kemudian membuka banyak mata manusia. Musa, yang kala itu masih berusia 5,5 tahun, telah hafal hampir satu Mushaf Al-Quran.

Prestasi Musa kemudian meningkat ke skala lebih luas tatkala ia mengikuti Musabaqah Hifdzil Quran di Arab Saudi pada pertengahan 2014 lalu. Musa mendapat nilai 90,83, bukan prestasi yang main-main tentunya. Dan baru beberapa hari lalu, Musa mengikuti Musabaqah Hifzil Quran di Mesir. Musa, bahkan mendapat nilai 91,17. Nama Indonesia terangkat di mata dunia berkat Musa si hafidz cilik.

Banyak kalangan, baik masyarakat awam, pejabat, bahkan presiden di negeri ini memberikan pujian untuk Musa. Tentu saja pujian tersebut juga dialamatkan kepada keluarga Musa.


Musa dan Ayah, sebelum keberangkatan ke Mesir
Dan setelah kemunculan Musa, mau tidak mau keluarganya juga kemudian menjadi dikenal oleh masyarakat luas. Banyak yang bertanya tentang bagaimana resep dan cara agar anak-anak mereka bisa seperti Musa.

Muncullah ayah Musa di depan kamera. Ayah Musa, dengan celana cingkrang, jenggot dan jidat hitam menyampaikan kegiatan Musa sehari-hari. Kemudian muncul pula gambar ibunda Musa, lengkap dengan gamis hitam dan cadarnya, yang ikut menjelaskan resep rahasianya.

Meluruskan Pandangan

Secara tidak langsung, Musa dan keluarga dengan ciri dan simbol “teroris” yang dipaksakan, justru membuat harum nama Indonesia di mata dunia. Banyak negara dan tokoh negara lain yang terpana, serta terpesona dengan kehebatan Musa. Indonesia berhutang kepada Musa dan keluarganya.

Musa dengan celana cingkrangnya
Dari sini, semoga bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat kita, bahwa tak ada hubungan resmi antara kegiatan terorisme dengan syiar ajaran agama Islam, entah itu jenggot, cadar ataupun yang lainnya. Justru itulah ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena sesungguhnya Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang melarang setiap perbuatan terorisme dan ekstrimisme.

Semoga Musa, dan keluarganya, dengan celana cingkrang dan cadar penutup wajah, dengan jenggot dan jidat hitam, mampu meluruskan pandangan yang salah di mata masyarakat. Terima kasih Adek Musa.

http://fokusislam.com/2688-musa-dan-episode-ketika-celana-cingkrang-jenggot-dan-cadar-mengangkat-harkat-martabat-bangsa.html

SINGA SAUDI MENGAUM

BISMILLAH

Sejak kau bertahta....
Aumanmu sudah menggetarkan babi dan kera......
Sejak kau bertahta.....
Kukumu yang tajam menghunjam heina houtsi..pemakan bangkai...

Sejak kau bertahta....
Dunia terpangah denganmu yang mengutamakan panggilan Allah Ta'ala dibanding seremoni dunia...

Sejak kau bertahta...
Senyum rakyatmu..tersungging dengan aliran dana titpan Ilahi....
Sejak kau bertahta...beberapa asa tumbuh seperti rumput kering dikemarau panjang tercurah hujan...

Sejak kau bertahta....
Rumah-rumah Allah kan menjamur, di negri-negri kaum muslimin....
Sejak kau bertahta....
Persatuan negara Islam terjalin erat...
Tali-tali persaudaraan tertenun rapih
Kebekuan selama ini cair kembali...
Jabatan tangan, pelukan hangat pemeimpin Islam di dunia...menyambut...dengan khusu'

Negri penyembah api, pengabdi syahwat, pencela Sahabat, penghina Ummahatul Mu'minin...
Kian menciut...melihat kukumu yang tajam siap menghujam...
Aumanmu yang menggetarkan siapa saja penghuni rimba....
Terutama musuh-musuh berbisa...

Paman Sam yang kian linglung,
salah tingkah dengan kegagahanmu.....
Ya mereka takut dengan dunianya...

Namun semua itu tiada arti bagi para pendengki......
Para pengkhianat Risalah Ilahi....
Musuh-musuh dalam selimut...berbendera kepalsuan .....
Yang berkoar-koar mengumbar tuduhan.....
Ya mereka bisu dengan kegagahanmu....
Namun semangat menebar kekuranganmu.....

Semoga Allah Ta'ala menjagamu...
Memanjangkan umurmu dalam keberkahan dan amal soleh.....
Semoga Allah menjagamu, keluargamu...rakyat dan negaramu...

Dan semoga Allah Ta'ala menjaga kita semua kaum muslimin di seluruh dunia....aamiin ya Rabbal'alamiin

Di suatu pagi tanpa hujan.
Pondok Aren
Abu Salman Abdurrahman Ayyub

Friday 8 April 2016

7 (TUJUH) MACAM PERSAHABATAN, Tapi Hanya 1 Tersisa Sampai Di Akhirat .

7 (TUJUH) MACAM PERSAHABATAN,
Tapi Hanya 1 Tersisa Sampai Di Akhirat .

1. “Ta’aruffan” , adalah persahabatan yang terjalin karena pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM, bioskop dan lainnya.

2. “Taariiihan”, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kost bersama, diklat bersama dan sebagainya.

3. “Ahammiyyatan”, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.

4. “Faarihan”, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, tenis, berburu, memancing, dan sebagainya.

5. “Amalan”, adalah persahabatan yang terjalin karena satu profesi, misalnya sama-sama dokter, guru, dan sebagainya.

6. “Aduwwan”, adalah seolah sahabat tetapi musuh, di depan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya, “Bila engkau memperoleh nikmat, ia benci, bila engkau tertimpa musibah, ia senang” (QS 3:120).

Rasulullah mengajarkan doa, “Allahumma ya Allah selamatkanlah hamba dari sahabat yg bila melihat kebaikanku ia sembunyikan, tetapi bila melihat keburukanku ia sebarkan.”

7. “Hubban Iimaanan”, adalah sebuah ikatan persahabatan yang lahir batin, tulus saling cinta & sayang krn ALLAH, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam2 dipenghujung malam, ia doakan sahabatnya.

Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya karena Allah Ta’ala.

Dari ke 7 macam persahabatan diatas, 1 – 6 akan sirna di Akhirat. yang tersisa hanya ikatan persahabatan yang ke 7, yaitu persahabatan yang dilakukan karena Allah (QS 49:10),

“Teman2 akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yang lain, kecuali persahabatan karena Ketaqwaan” (QS 43:67).

Selalu saling mengingatkan dlm kebaikan dan kesabaran.

Saudaraku yang aku cintai karena Allah..
"Sahabat, dengarkanlah sejenak…

Di riwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala …
"Yaa Rabb…Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di Dunia, Shalat bersama kami, Puasa bersama kami dan berjuang bersama kami,"

Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah."
(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis:
"Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta’ala tentang aku, "Wahai Rabb Kami.. Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu.

"Sahabatku….
Mudah-mudahan dengan ini, aku telah mengingatkanmu tentang Allah ta’ala…Agar aku dapat bersamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya…
Aku memohon kepada-Mu…
"Karuniakanlah kepadaku Sahabat-Sahabat yang selalu mengajakku untuk tunduk, patuh & taat kepada Syariat-Mu…Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu… Aamiin..

Terima kasih sahabat…. Semoga Allah mengumpulkan kita didalam Firdaus-Nya…. Aamiin

Saturday 2 April 2016

SEMOGA ALLAH MEMBUAT HATI KITA SEMAKIN CINTA TERHADAP SUNNAH DAN SEMAKIN BENCI TERHADAP BID'AH

SEMOGA ALLAH MEMBUAT HATI KITA SEMAKIN CINTA TERHADAP SUNNAH DAN SEMAKIN BENCI TERHADAP BID'AH

1. Kenapa Salafus Sholeh, para sahabat dan generasi2 utama sesudahnya dalam hari raya tahunan hanya merayakan 'iedul futri dan 'iedul adha? jawabannya karena mereka memilih dan bangga dengan apa yg dipilihkan Allah dan Rosul-Nya.

2. Jika umat Islam di anggap sepi tidak ada perayaan mingguan dan semisalnya tidakkah cukup keindahan hari Jum'at dan ibadah2 di dalamnya sebagai sebuah kebanggaan.

3. Di antara syi'ar Islam yang semestinya dapat mendebarkan hati, menggugah keimanan, dan menampakkan kekuatan umat Islam adalah indahnya lantunan adzan yang diiringi oleh langkah2 kaki para hamba menuju rumah-rumah Allah Azza Wa Jalla.

4. Semaraknya majlis- majlis dzikir di masjid2 Allah dengan mengkaji Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahan salaful ummah, KITA HARUS MENJADI BAGIAN DARI MEREKA, karena itulah kebahagiaan dan ketenangan yang telah dijanjikan.

5. Dan nanti ketika tiba waktunya zakat fitrah panggullah beras-beras di atas pundak-pundak anda, jangan pake uang - sesuai pendapat yang paling kuat - agar tampak jelas syariat Allah yang memang harus ditampakkan meskipun orang-orang kafir membencinya.

Barokallahu fikum

Download MP3 Qur'an Per Juz... dari Syeikh Mishary Rasyid al-Afasy.

Download MP3 Qur'an Per Juz... dari Syeikh Mishary Rasyid al-Afasy.

Juz 1 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw4
Juz 2 ⇨ http://bit.ly/1RqIGMm
Juz 3 ⇨ http://bit.ly/1J0Ctol
Juz 4 ⇨ http://bit.ly/1J0Cton
Juz 5 ⇨ http://bit.ly/1RqIIE5
Juz 6 ⇨ http://bit.ly/1RqIGvZ
Juz 7 ⇨ http://bit.ly/1RqIGvY
Juz 8 ⇨ http://bit.ly/1RqIInF
Juz 9 ⇨ http://bit.ly/1J0CuIZ
Juz 10 ⇨ http://bit.ly/1J0Ct85
Juz 11 ⇨ http://bit.ly/1J0CuJ1
Juz 12 ⇨ http://bit.ly/1RqIIDZ
Juz 13 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw1
Juz 14 ⇨ http://bit.ly/1RqIInB
Juz 15 ⇨ http://bit.ly/1J0Ctor
Juz 16 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw7
Juz 17 ⇨ http://bit.ly/1RqIInz
Juz 18 ⇨ http://bit.ly/1J0CuIW
Juz 19 ⇨ http://bit.ly/1J0Ct86
Juz 20 ⇨ http://bit.ly/1RqIGw6
Juz 21 ⇨ http://bit.ly/1RqIIE0
Juz 22 ⇨ http://bit.ly/1RqIInD
Juz 23 ⇨ http://bit.ly/1RqIInJ
Juz 24 ⇨ http://bit.ly/1RqIIE3
Juz 25 ⇨ http://bit.ly/1J0Ctop
Juz 26 ⇨ http://bit.ly/1J0CuIV
Juz 27 ⇨ http://bit.ly/1RqIGMo
Juz 28 ⇨ http://bit.ly/1J0CuJ0
Juz 29 ⇨ http://bit.ly/1RqIGMp
Juz 30 ⇨ http://bit.ly/1RqIInH

Silahkan di rebroadcast, InSyaaAllah jadi amal Jariyah bagi yang membantu menyebarkannya

Sikap terhadap pemimpin yang dzalim

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -  January 25, 2013 Rosululloh shallahu alaihi wasallam bersabda : “Saya memberi wasiat kepada kalian...