Friday 30 September 2016

TAK SEMUANYA UNTUKMU

*RENUNGAN JUMAT PAGI*

_*Hari ini ada kejadian luar biasa. Saya bisa duduk di kereta yang saya naiki dari Bogor.*_

*Yang luar biasa bukan saya. Yang luar biasa adalah keretanya. Di luar kebiasaan agak telat datang dari dipo. Di luar kebiasaan pintunya berhenti tepat di depan saya berdiri.*

_Tapi entah mengapa, karena luar biasa, jadi ada rasa aneh yang tidak biasa._

*Kenapa saya bisa duduk? Biasanya tidak. Pasti ada skenario Allah yang indah.*

_*Pertanyaan tersebut terus hadir diiringi keyakinan akan ada sesuatu namun tak tahu itu apa.*_

_Lalu jawabannya hadir pada satu stasiun setelah Bogor._

*Jawabannya ada pada seorang ibu dan anak yang naik di stasiun Cilebut dan tidak mengarah ke bangku prioritas. Dia mengarah ke diriku dengan pandangan yang seakan berkata "ini jawaban atas pertanyaanmu".*

_Ya, Allah lah yang membuat aku duduk untuk kemudian membagi rezeki tersebut kepada ibu dan anaknya._

*Tak semuanya untukmu..*

_*Apa yang ada pada dirimu, apa yang kau rasakan, apa yang kau miliki memang sepenuhnya bukan milikmu..*_

*Ketika kau memiliki pekerjaan yang lebih baik dibandingkan rekanmu yang lain, artinya ada tuntutan prestasi yang harus kau berikan dibanding rekanmu yang lain.*

_Ketika jabatanmu lebih baik dibandingkan yang lain, artinya ada kontribusi yang harus kau lakukan dibanding rekanmu yang lain._

_*Ketika begitu banyak harta dan kesenangan yang Allah titipkan kepadamu, artinya ada bagian yang banyak juga untuk para anak yatim dan fakir miskin.*_

*Ketika gelar akademikmu lebih banyak dibandingkan yang lain, artinya ada ilmu yang harus kau bagi kepada yang lain agar ilmu tetap hidup dan bermanfaat.*

_Dan ketika buah hatimu lebih banyak dibanding yang lain, artinya lebih banyak waktu yang harus kau beri untuk menyayangi dan mendidik mereka_

*Tak semuanya untukmu..*

*Bahkan ketiadaan yang ada padamu pun tak semuanya untukmu..*

_*Ketika jabatanmu belum setinggi yang lain, artinya ada rizki orang lain yang lebih sesuai dan dibutuhkan melalui jabatan tersebut.*_

*Ketika kau menaiki kendaraan umum karena Allah belum titipkan kendaraan pribadi untukmu, artinya ada rizkimu yang menjadi bagian rizki supir angkot, tukang ojek atau tukang becak.*

_Ketika rizkimu tak begitu cukup untuk makan di restoran mewah, artinya ada rizkimu yang menjadi bagian para pemilik warteg dan pedagang kaki lima yang sangat berharap dengan kedatanganmu diwarungnya._

*Ketka kau tak bisa belanja bulanan di supermarket yang lengkap karena rizkimu tidak bulanan, artinya ada pedagang kelontong sekitarmu yang mengharapkan sebagian dari rizki harian yang kau dapatkan.*

_*Ketika buah hati tiada hadir bertahun-tahun, artinya ada rizki, perhatian dan kasih sayang yang menjadi bagian saudara2mu atau mungkin anak2 jalanan yang sedang kau bina.*_

*Tak semuanya untukmu..*

_Karena pada hakikatnya semua itu adalah titipan yang harus dipertanggungjawabkan. Dari mana kau dapatkan dan untuk apa kau habiskan.._

mari menjalani hidup dg hari-hari yg penuh manfaat yg membawa barokah dg rasa syukur Aamiin Yaa robbal alamin

Friday 23 September 2016

Amalan - amalan di hari jum'at

📚 *RINGKASAN AMALAN-AMALAN SYAR’I DI HARI JUM'AT* 🌅

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

➡1. Mandi jum'at (seperti mandi janabat), sebagaimana pendapat kebanyakan para ulama (bahkan sebagian ulama berpendapat mandi jum'at adalah wajib bagi yang hendak menghadiri shalat jum'at). Waktu mandi Jumat dimulai sejak terbit fajar.
➡2. Bersiwak
➡3. Memakai pakaian yang terbaik dan terindah, berdasarkan kesepakatan para Ulama (sebagaimana perkataan Ibnu Quddamah rahimahullah)
➡4. Mengenakan parfum (minyak wangi).
➡5. Anjuran untuk membaca surat khusus ketika shalat subuh di hari Jumat
Surat As-Sajdah di rakaat pertama dan surat Al-Insan di rekaat kedua.
➡6. Menyegerakan pergi ke masjid untuk menghadiri shalat jum'at, kalau bisa datang sedini mungkin, semakin cepat semakin baik.
➡7. Menuju masjid dengan berjalan kaki, bukan dengan menaiki kendaraan, berdasarkan kesepakatan Ulama (sebagaimana dikatakan oleh Imam An-Nawawi).
➡8. Berjalan menuju masjid dengan penuh ketenangan.
➡9. Shalat jum'at di masjid yang terdekat dengan tempat tinggal anda.
➡10. Sholat tahiyyatul masjid (meski khatib sedang khutbah).
➡11. Mendekat kepada khatib, tidak memisahkan antara dua orang dan tidak melangkahi pundak-pundak manusia.
➡12. Melakukan shalat tathawwu' (shalat sunnah mutlak) hingga khatib naik ke mimbar.
➡13. Diam, mendengar khutbah dan tidak berbuat yang sia-sia seperti memainkan kerikil, jari-jari, HP, jenggot dan lain-lain Karena bila khatib berkhutbah anda juga berbicara atau bahkan bermain dengan sesuatu semisal kerikil , HP atau lainnya, maka pahala shalat jum'at anda sia-sia.
➡14. Mengarahkan wajah kearah khatib ketika ia berkhutbah, berdasarkan Ijma' para Ulama. (sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Quddamah rahimahullah).
➡15. Apabila sang khatib bershalawat atas Nabi sallalahu alaihi wasallam, maka hendaklah orang yang mendengarkan juga membaca shalawat tanpa mengangkat suara.[Al-Lajnah Ad-Da'imah : 8/217].
➡16. Ketika khutbah sedang berlangsung, maka tidak dibolehkan menjawab orang yang bersin, demikian pula membalas salam, menurut pendapat yang lebih kuat dikalangan ulama.[Al-Lajnah Ad-Da'imah : 8/242].
➡17. Barangsiapa yang kehilangan 1 raka'at dari sholat jum'at, hendaklah melengkapi kekurangan 1 raka'at, dan dia dianggap mendapatkan sholat jum'at,  sebagaimana diterangkan didalam hadits yang shohih.[Al-Lajnah Ad-Da'imah : 8/225].
➡18. Melaksanakan Sholat Jum'at (wajib bagi laki-laki).
➡19. Boleh menegakkan sholat jum'at, meskipun jumlah orang yang menghadirinya kurang dari 40 orang, berdasarkan keumuman firman Allah Ta'ala dalam Surah Al-Jum'ah ayat 9.[Al-Lajnah Ad-Da'imah :8/215].
➡20. Shalat sunnah rawatib setelah shalat jum'at 2 rakaat atau 4 rekaat (dengan dua kali salam).
➡21. Membaca surat Al-Kahfi di malam dan hari Jum'at hingga selesai.
➡22. Memperbanyak shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam di malam dan hari Jum'at
➡23. Memperbanyak doa, karena pada hari jum'at terdapat satu waktu yang
mustajab, terutama saat khatib naik mimbar sampai sholat dan setelah sholat Ashar sampai maghrib.

Oleh karena itu hendaknya berdoa dengan segala bentuk doa yang diinginkan baik untuk kebaikan dunia maupun akhirat, baik untuk diri kita sendiri maupun utk seluruh muslimin.

➡24. Mengurangi aktifitas termasuk kajian atau ceramah agar bisa menghadiri shalat jum'at dengan khidmat.
➡25. Memberikan wewangian pada masjid dengan bukhur atau sejenisnya, sebagaimana pendapat Jumhur Ulama.
➡26. Bersedekah pada hari ini memiliki keistimewaan dibandingkan hari-hari lainnya (sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya 'Zadul Ma'ad').
➡27. Memotong Kuku.

📜Catatan :
Memotong kuku disunnahkan kapan saja waktunya, dan tidak terikat
dengan waktu-waktu tertentu, seperti hari Jum'at atau Kamis.
Karena dalil-dalil yang menunjukkan keutamaan tersebut dha'if (lemah).

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

______
📝Abu Syamil Humaidy حفظه الله تعالى

📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat. Jazakumullahu khoiron.

•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
di Telegram :  https://goo.gl/X2h0P7
🔄 Risalah Sunnah : https://goo.gl/elalbc
🛰 Android app : https://goo.gl/ozGo2Q
🌍 Website : www.AsySyamil.com
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
📱 WA : 081381173870 Admin

Thursday 22 September 2016

Turunnya Pertolongan dari Allah

✍Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ) (محمد:7) 

“Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia (Allah) pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu".(Muhammad : 7)

Ini merupakan janji dari Allah bagi orang-orang yang menolong agamanya, menumpahkan segala kesungguhannya dalam menegakkan agama Allah, maka Allah pasti akan menolongnya. (Syaikh Asy-Syankithy)   

Allah telah memberikan janji kepada hamba-hambanya yang beriman untuk menghancurkan tipu daya musuh-musuh mereka. Firman-Nya"Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia (Allah) pasti  akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7).
Maka ini merupakan janji Allah yang pasti dan tidak akan diingkarinya.
Allah telah menyatakan,"Dan siapa yang lebih pasti menepati janjinya selain Allah."(At-Taubah:111). "(sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(Ar-Rum-6). 

Maka janji dalam ayat ini untuk memberikan pertolongan dan meneguhkan kekuasaan bagi orang-orang Mukmin pastilah terwujud dan bukan suatu yang mustahil. Akan tetapi janji ini ada syarat yang dipenuhi oleh orang-orang Mukmin. (DR. Nasir bin Sulaiman Al-Umary) 

Dalam ayat ini Allah menyebutkan syarat datangnya An-Nasr (pertolongan) itu adalah agar mereka menolong Allah. Dan menolong Allah itu dengan melaksanakan semua perintah-Nya secara menyeluruh dan menjauhi secara  terhadap larang-larangan-Nya secara menyeluruh pula. Dan hal ini juga merupakan ketentuan yang sudah terjadi melalui lisan Rasul-Rasul sebelum Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم.
🌴Terkadang muncul pertanyaan dalam benak kita, Kenapa Pertolongan Allah itu belum datang juga? Bukankah nasib kaum Muslimin sudah dalam penindasan dan penghancuran oleh musuh-musuhnya? 
Syaikh Al-Albany menjelaskan dalam Muhadhoroh Fid Dakwah Salafiyah bahwa sebelum kita menjawab pertanyaan itu, maka yang harus dipertanyakan lebih dahulu adalah, "Sudahkah kita menolong Allah sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah?" Sudahkah kita menolong agama Allah sesuai dengan yang telah disyariatkan oleh Allah?" Jika jawabannya, "belum" maka disitulah kewajiban yang harus kita benahi untuk menjawab persyaratan Allah. Jika pertolongan Allah belum datang, buka berarti Allah menyelisihi janjinya, tetapi disebabkan karena kita belum memenuhi persyaratan Allah itu." Sekarang
🌴Bagaimana caranya menolong (Agama) Allah? 
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz menjelaskan,"Maka inilah bentuk pertolongan kepada Allah dengan melakukan perintah-perintah Nya dan meninggalkan larangan-larangan Nya dengan keimanan dan keikhlasan kepada Allah serta mentauhidkan-Nya, juga keimanan kepada Rasul-Nya.... Maka menolong agama Allah adalah dengan mentaati Allah, mengagungkan-Nya dan ikhlas kepada-Nya, serta mengharapkan apa-apa yang ada di sisi-Nya, mengamalkan syariat-Nya karena menginginkan pahala darinya dan untuk menegakkan agama-Nya." "Jadi, siapa yang menginginkan datangnya pertolongan Allah dan keselamatan bagi agamanya serta menginginkan kesudahan yang baik, maka hendaklah bertakwa kepada Allah, dan bersabar dalam ketaatan kepada-Nya. Juga hendaknya menjauhi larangan-larangan Allah dimana pun dia berada. Inilah sebab-sebab pertolongan Allah padanya…"(Asbaabu Nashrillaahi lil Mu'miniin ‘alaa A'daa ihim, Daar al Imam Ahmad, Cet. I, 2003 M). 
🌴Dan jauhi juga segala bentuk kesyirikan dan kemaksiatan. Karena kesyirikan dan kemaksiatan merupakan sebab utama penghalang datangnya pertolongan Allah. 
🌴Inilah pentingnya ilmu agama. Dengan ilmu agama ini, seseorang bisa mengetahui mana jalan-jalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah dan mana jalan-jalan yang menjauhkan dirinya dari Allah. Dengan ilmu agama seseorang bisa membedakan jalan yang benar dan mana jalan yang salah. Salah satu jalan yang menjauhkan kita dari Allah adalah segal bentuk penyimpangan dari Islam. Allah berfirman,"Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (Al Baqarah : 214) "Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (Ar Ruum : 47). "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40) wallahu a'lam.

🍂Sumber: Al-Mausu'ah fi At-Tafsir; Muhadhorot Fid Dakwah Salafiyah; Artikel Pengusaha Muslim

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal

       ✏📚✒🌾.🌴..

Pakai logika jika mau hutang di bank

⚠⚠SANGAT PENTING!
BEGINI SKEMA RIBA MENJADIKAN ANDA BUDAK

💢Terjadi penyesatan logika, ketika kita ditawari utang oleh sebuah bank, maka kita diiming-imingi dengan bunga yang murah sekali.

♥Biasanya mereka memberikan gambaran bunga HANYA 1% - 2% perbulan.

🔆Logika kita akan berbicara, dengan uang yang kita pinjam, ketika diputar untuk bisnis misalnya, setiap bulan kita bisa menghasilkan keuntungan misalnya 5% saja, maka dengan beban bunga hanya 1% - 2% perbulan, maka keuntungan kita masih ada 3%-4%.

💰Katakanlah kita pinjam uang Rp. 50.000.000,-
Dengan uang tersebut, kita berasumsi bisa menghasilkan Rp. 2.500.000 sebulan.
Sementara bunga bank hanya 1.5% misalnya. Maka besar bunga hanya Rp, 750.000,-. Itu artinya, keuntungan kita yang Rp. 2.5 juta - Rp. 750 ribu masih sisa =Rp. 1.750.000,-. Itu artinya, kita masih untung dengan melakukan pinjaman ke bank.

⛔Apakah anda termasuk orang yang berpikir seperti diatas?

Mari kita bongkar kesesatan logika kita.
✔1. Apakah anda lupa, bahwa modal yang anda dapat dari bank setiap bulan berkurang karena anda mengangsur pokoknya?
✔2. Anggap anda bisa dapat keuntungan bersih 5% dan selalu tetap (walaupun hampir tidak mungkin), maka setiap bulan keuntungan anda akan menurun karena modal yang anda pinjam harus anda kembalikan ke bank dalam bentuk angsuran setiap bulan.
✔3. Sementara modal anda setiap bulan berkurang, ternyata beban bunga yang anda tanggung tetap.
✔4. Didalam simulasi, seandainya anda mampu membukukan keuntungan tetap setiap bulan sebesar 5% (walaupun sebenarnya hampir tidak mungkin), maka di bulan ke-27, penghasilan anda akan minus, karena pemasukan anda lebih kecil dari bunga yang anda bayarkan.
✔5. Mulai bulan ini hingga terakhir, uang anda sendiri akhirnya akan ikut tergerus untuk membayar bunga setiap bulan.
✔6. Kondisi ini jauh lebih parah jika anda meminjam uangnya lebih besar lagi, dan jangka waktunya lebih lama lagi.
✔7. Kondisi minus seperti ini, biasanya tidak anda sadari, anda hanya beranggapan, bahwa anda butuh modal tambahan, sehingga, biasanya yang terjadi, sebelum lunas, anda akan mengambil utang baru lagi.
✔8. Ketika anda memutuskan mengambil utang baru, baik dengan Top Up, maupun dengan Take Over, maka anda akan kena biaya-biaya tambahan seperti: Bunga berjalan, beban beberapa kali angsuran, pinalti, provisi, biaya notaris, dll.
✔9. Sehingga pinjaman anda yang ke2, anggap anda pinjam uang 100 juta, paling anda hanya menerima beberapa puluh juta saja, karena anda masih memiliki angsuran yang belum selesai juga tanggungan biaya-biaya seperti diatas.
✔10. Jika sudah seperti ini kondisinya, maka kematian bisnis anda semakin cepat, kalau misal dipinjaman pertama anda minus dibulan ke-27, maka pinjaman ke-2 bisa jadi anda sudah minus dibulan ke 12, sehingga memaksa anda akhirnya top up lagi, ataupun take over lagi. Begitu seterusnya.
✔11. Yang harus anda mengerti, bunga dari bank 1.5% itu hanya akan anda nikmati saja dibulan pertama. Bukan setiap bulan!
✔12. Bank menghitung bunga itu dari NOMINAL PINJAMAN PERTAMA anda, bukan BESAR UANG YANG MASIH ANDA PINJAM.

❗Jadi, jangan lagi percaya, bahwa bunga 1%-2% itu murah!

🚫Silakan pakai logika anda.

💡Saya jelaskan bahayanya riba, ga pake dalil Al Qur'an, ga pake hadits. Cukup pakai akal sehat anda sudah cukup, maka anda akan mengerti bahwa riba itu seperti racun yang akan membuat kita mati, baik cepat ataupun lambat.

📚Anda yang ingin menghitung sendiri simulasinya, silakan download disini rumusnya, gratis:
https://drive.google.com/file/d/0Bzeoajn7I67WLTdfMk9jcUkydXc/view?usp=sharing
(Copy dan paste link tersebut di browser anda)

👔Yang orang bank, mau marah boleh, tapi anda tidak bisa membantah FAKTA ini.

🍃Mohon sebarluaskan informasi ini, agar semakin banyak orang yang terselamatkan dari bahaya riba.

☀Berdakwah adalah Fardhu 'Ain, kewajiban setiap muslim.

Shaf Anak Kecil ketika sholat berjama'ah

Bagaimana cara mengatur posisi shaf anak kecil waktu shalat jamaah?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Pertama, Ada 2 istilah terkait usia anak yang perlu kita kenal agar bisa memahami kasus lebih sempurna,

[1] Tamyiz

Usia di mana anak sudah bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk, bisa membedakan antara yang bermanfaat dan yang membahayakan dirinya. Dia bisa memahami shalat, dia tahu shalat itu tidak boleh kentut, tidak boleh lari-lari, atau tolah-toleh. Dia tahu, najis tidak boleh disentuh, aurat harus ditutupi, dst.

Indikator usia tamyiz lebih bersifat psikologis, dan bukan indikator fisik. Umumnya, anak menginjak usia tamyiz ketika berusia 7 tahun.

[2] Baligh

Usia di mana anak sudah mendapatkan beban syariat. Sehingga mereka berdosa ketika meninggalkan perintah agama atau melanggar larangan agama. Indikator usia ini adalah indikator fisik, untuk anak lelaki indikatornya mimpi basah – keluar mani -, sementara untuk wanita ditandai dengan datangnya haid.

Usia baligh sangat variatif, karena ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

(Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 7/157 – 160)

Kedua, Dilarang Memutus Shaf

Memutus shaf dalam shalat hukumnya terlarang. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan ancaman, rahmat untuk dirinya akan diputus. Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

Siapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah Ta’ala akan memutusnya. (HR. Nasai 827 dan dishahihkan al-Albani)

Al-Munawi mengatakan,

ومن قطع صفا؛ بأن كان فيه فخرج منه لغير حاجة أو جاء إلى صف وترك بينه وبين من بالصف فرجة بلا حاجة (قطعه الله) أي أبعده من ثوابه ومزيد رحمته ، إذ الجزاء من جنس العمل

“Siapa yang memutus shaf”, bentuknya adalah ada orang yang keluar dari shaf tanpa kebutuhan, atau dia masuk shaf sementara dia biarkan ada celah antara dia dengan orang yang ada di sebelahnya, tanpa ada kebutuhan. “Allah akan memutusnya” artinya, Allah akan menjauhkan dirinya dari pahala dan tambahan rahmatnya. Karena balasan sejenis dengan amal. (Faidhul Qadir, 2/96).

Berdasarkan keterangan al-Munawi, termasuk bentuk memutus shaf, ketika seseorang meletakkan benda seperti tas atau sejenisnya di antara shaf. Termasuk juga mereka yang tidak shalat berposisi di sela-sela shaf, seperti anak kecil yang belum paham shalat. Merekalah anak kecil yang belum tamyiz.

Ketiga, Shalatnya anak tamyiz statusnya sah

Anak kecil yang sudah tamyiz, shalatnya sah. Meskipun dia belum baligh. Karena batas awal keabsahan ibadah adalah usia tamyiz dan bukan baligh. Untuk itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada orang tua yang anaknya sudah sudah 7 tahun, agar mereka disuruh untuk shalat.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ

“Perintahkan anak kalian untuk shalat ketika mereka sudah berusia 7 tahun. Dan pukul mereka (paksa) untuk shalat, ketika mereka berusia 10 tahun.” (HR. Abu Daud 495 dan dishahihkan al-Albani).

Anak usia 7 tahun sudah diperintahkan untuk shalat menunjukkan bahwa shalat mereka sah. Dan batasanya adalah mereka sudah tamyiz.

Dalil lain yang menunjukkan bahwa shalat yang dikerjakan anak tamyiz statusnya sah adalah hadis dari Amr bin Salamah radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan,

كُنَّا بِحَاضِرٍ يَمُرُّ بِنَا النَّاسُ إِذَا أَتَوُا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانُوا إِذَا رَجَعُوا مَرُّوا بِنَا، فَأَخْبَرُونَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: كَذَا وَكَذَا وَكُنْتُ غُلَامًا حَافِظًا فَحَفِظْتُ مِنْ ذَلِكَ قُرْآنًا كَثِيرًا فَانْطَلَقَ أَبِي وَافِدًا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي نَفَرٍ مِنْ قَوْمِهِ فَعَلَّمَهُمُ الصَّلَاةَ، فَقَالَ: «يَؤُمُّكُمْ أَقْرَؤُكُمْ» وَكُنْتُ أَقْرَأَهُمْ لِمَا كُنْتُ أَحْفَظُ فَقَدَّمُونِي فَكُنْتُ أَؤُمُّهُمْ وَعَلَيَّ بُرْدَةٌ لِي صَغِيرَةٌ صَفْرَاءُ…، فَكُنْتُ أَؤُمُّهُمْ وَأَنَا ابْنُ سَبْعِ سِنِينَ أَوْ ثَمَانِ سِنِينَ

“Kami tinggal di kampung yang dilewati para sahabat ketika mereka hendak bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Madinah. Sepulang mereka dari Madinah, mereka melewati kampung kami. Mereka mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda demikian dan demikian. Ketika itu, saya adalah seorang anak yang cepat menghafal, sehingga aku bisa menghafal banyak ayat Al-Quran dari para sahabat yang lewat. Sampai akhirnya, ayahku datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama masyarakatnya, dan beliau mengajari mereka tata cara shalat. Beliau bersabda, “Yang menjadi imam adalah yang paling banyak hafalan qurannya.”  Sementara Aku (Amr bin Salamah) adalah orang yang paling banyak hafalannya, karena aku sering menghafal. Sehingga mereka menyuruhku untuk menjadi imam. Akupun mengimami mereka dengan memakai pakaian kecil milikku yang berwarna kuning…, aku mengimami mereka ketika aku berusia 7 tahun atau 8 tahun.” (HR. Bukhari 4302 dan Abu Daud 585).

Amr bin Salamah ketika jadi imam, usianya sekitar 7 tahun. Dan itu direstui oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sementara makmumnya orang dewasa. Menunjukkan bahwa shalat yang dikerjakan Amr bin Salamah statusnya sah.

Keempat, posisi shaf anak kecil yang sudah tamyiz

Karena anak kecil yang tamyiz shalatnya sah, maka dia boleh shalat jamaah di posisi shaf orang dewasa. Dan tidak terhitung memutus shaf.

Anas menceritakan pengalamannya ketika shalat sunah di rumahnya bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَقُمْتُ إِلَى حَصِيرٍ لَنَا قَدِ اسْوَدَّ مِنْ طُولِ مَا لُبِسَ، فَنَضَحْتُهُ بِمَاءٍ، فَقَامَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَصَفَفْتُ أَنَا وَاليَتِيمُ وَرَاءَهُ، وَالعَجُوزُ مِنْ وَرَائِنَا، فَصَلَّى لَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ انْصَرَفَ

Akupun menggelar tikar kami yang sudah menghitam karena sudah lama dipakai, kemudian aku perciki dengan air. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri menjadi imam dan saya membuat shaf bersama seorang anak yatim di belakang beliau. Dan ada nenek di belakang kami. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami shalat 2 rakaat, dan salam. (HR. Bukhari 373 & Muslim 1531).

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu membuat shaf bersama anak yatim. Dan pengertian yatim adalah mereka yang ditinggal mati ayahnya sebelum masa baligh. Kemungkinan besar, anak yatim ini sudah tamyiz.

Kelima, anak yang belum tamyiz

Anak yang belum tamyim, belum bisa memahami shalat. Terkadang dia tolah toleh, dia ngentut diam saja, atau banyak gerak. Sehingga anak yang belum tamyiz, shalatnya batal. Untuk  itu, anak belum tamyiz tidak boleh diposisikan di sela-sela shaf. Karena jika diposisikan di sela-sela shaf, dia akan memutus shaf.

Di mana mereka harus diposisikan?

Yang lebih baik tetap didampingi orang tuanya dan tidak ditaruh di belakang. Karena biasanya anak akan bermain bersama komplotannya dan itu semakin mengganggu. Anak belum tamyiz bisa diposisikan di ujung shaf, didampingi orang tuanya. Dia tidak memutus shaf, karena berada di ujung, tetap terjaga dengan aman, dan bisa mengikuti shalat bersama orang tuanya.

As-Syaukani mengatakan,

أن الصبي يسد الجناح

“Anak kecil (yang belum tamyiz) menutup celah ujung shaf.” (Nailul Authar, 3/95).

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Wednesday 21 September 2016

Memperbaiki sebuah karakter bagian 1

Lentera Da'wah:

Penyusun: Abu Ubaidah As Sidawi

Alhamdulillah, acara tabligh Akbar dg tema "Memperbaiki Sebuah Karakter" bersama Dr. Syafiq bin Reza Basalamah, MA berjalan dg lancar. Tanpa terduga, peserta membludak di luar dugaan walau tanpa publikasi.

Berikut ini ringkasan materi yg disampaikan oleh Ustadzuna Syafiq bin Reza Basalamah. Semoga bermanfaat bagi saudara2 kami, terutama yg tidak hadir.

1. Pendidikan yg sesungguhnya bukan hanya sekedar nilai dan gelar yg diraih, tetapi yg membuahkan pribadi dan karakter mulia.

2. Islam bukan hanya membahas masalah ibadah semata, tetapi juga menekankan pendidikan karakter/akhlak mulia, bahkan Nabi diutus bertujuan untuk menyempurnakan akhlak.

3. Urgensi Karakter

A. Ditinggikan derajatnya
Rasulullah pernah bersabda:
«إِنَّ اْلمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ اْلصَّائِمِ الْقَائِمِ»
“Sungguh seorang mukmin dapat meraih derajatnya orang yang shalat dan puasa karena akhlaknya yang bagus.” (HR Abu Dawud: 4798, al-Hakim 1/60, Ibnu Hibban: 1927, dinyatakan “shahih” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 795)

B. Dimudahkan masuk surga
Jalan menuju surga sangat banyak, di antaranya adalah dengan berakhlak mulia. Berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ اْلنَّاسَ اْلجَنَّةَ، قَالَ: «تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ اْلخُلُقِ».
Dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah pernah ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan orang ke dalam surga, beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” (HR at-Tirmidzi: 2004, Ibnu Majah: 4246, Ahmad 2/291, Ibnu Hibban: 476, al-Hakim 4/324, dinyatakan “hasan” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 977)

C. Orang yang paling dicintai dan dekat dengan Nabi pada hari kiamat
Berdasarkan sabda Nabi n\:
«إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ اْلقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا».
“Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadaku dan orang yang paling dekat kedudukannya dariku pada hari kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR at-Tirmidzi: 2018, dinyatakan “hasan” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 791)

D. Paling dicintai oleh Allah
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ شَرِيْكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا جُلُوْسًا عِنْدَ اْلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأَنَّمَا عَلىَ رُؤُوْسِنَا اْلطَّيْرُ، مَا يَتَكَلَّمُ مِنَّا مُتَكَلِّمٌ إِذْ جَاءَهُ أُنَاسٌ فَقَالُوْا: مَنْ أَحَبُّ عِبَادِ اللهِ إِلىَ اللهِ؟ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ أَخْلَاقًا».
Dari Usamah bin Syarik dia berkata, “Suatu ketika kami sedang duduk-duduk di sisi Nabi, seolah-olah di atas kepala kami ada seekor burung hingga tidak ada seorang pun yang berani bicara, tiba-tiba datang sekelompok orang bertanya kepada Nabi n\, “Siapakah hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya?” Nabi n\ menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” (HR ath-Thabrani dalam al-Kabir: 471, berkata al-Imam al-Haitsami dalam Majma‘ Zawa’id (8/24), “Para perawinya rawi yang shahih.”)

E. Memberatkan timbangan
Akhlak mulia merupakan amalan yang terpuji. Berdasarkan hadits:
عَنْ أَبِيْ اْلدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ اْلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَا مِنْ شَيْءٍ أثَقَلُ فِيْ الْمِيْزَانِ مِنْ حُسْنِ اْلخُلُقِ».
Dari Abu Darda’ bahwasanya Nabi bersabda, “Tidak ada yang lebih berat pada timbangan seorang hamba pada hari kiamat daripada akhlak yang mulia.” (HR Abu Dawud: 4799, at-Tirmidzi: 2002, Ahmad 6/446, Ibnu Hibban: 481, dinyatakan “shahih” oleh al-Albani dalam ash-Shahihah: 876, Shahih Adab Mufrad: 204)

Dan masih banyak lagi keutamaan2 lainnya.

Saturday 17 September 2016

Ijinkan aku bertaubat

Bismillaah.. Jangan Lihat Penampilannya

MasyaaAllaah, Ikhwan ini kejadian nyata yang kami temui tadi sore, ketika kami berjalan-jalan bersama-sama ikhwan ba'da shalat ashar, tanpa sengaja ana melihat ada seorang anak muda yang berpenampilan gaya anak punk, dengan pakaian yang serba...

Dan tato yang begitu semarak di sekejur badan anak tersebut, dan tanpa sadar ana mendekati anak tersebut yang sedang asyik mendengarkan entah itu musik atau apa melaui headset, anak muda tersebut nampak cuek, begitu ana mendekat dengannya...

Dan tanpa ragu ana langsung menyapa anak muda tersebut dan mengucapkan salam, nampaknya dia masih menikmati apa dia dengarkan melalui headset...

Kemudain ana mengulang kembali ucapan salam, lalu anak muda tersebut beranbjak, menanatap kami, yang namapak kelihatan asing baginya, lalu ana mendeakat dan bertanya..? Maaf dik...! Asyik ya lagu-lagunya...?

Anak muda itu mengerutkan keningnya dan balik bertanya...! Musik..? katanya dengan nada yang agak tinggi..

Anak itu berkata, aku lagi mendengarkan pidato katanya.. Lalu anapun bertanya siapa dik yang berpidato nampaknya adik menikmatinya...

Mendengar kata-kata ana, ana muda itu menundukan kepalanya, dan mengasihkan HP merk nokia e63, dan ana penasaran apa sih isi pidatonya... Begitu ana coba mendengarkannya...

MasyaaAllaah ternyata anak muda yang berpenampilan gaya anak punk itu ternyata sedang mendengarkan kajian Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzahullaahu Ta'ala, melalui hpnya dan judul kajian beliau adalah "Segeralah Bertaubat Kepada Allah !"...

Setelah selasai hp anak itu ana kembalikan, ana mengucapkan jazaakumullaah khairan, kepada anak tersebut, dan kami melanjutkan jala-jalan...

Tiba-tiba anak muda itu menempuk pundak ana, dia berkata, siapa yang pidato itu...? Sungguh aku tidak pernah mendengar kata-katanya yang begitu indah, tidak seperti yang aku dengar di vcd2 yang ada di pasar2...

Dapatkah amang (Paman-bahasa banjar) mengantarkan aku menemuinya orang berpidato tadi...? Sontak saja ana keget mendengar dia mau bertemu Ustadz Yazid MasyaaAllaah..?

Lalu ana bertanya, adik mau apa bertemu sama Ustadz Yazid...? Lalu anak muda itu balik bertanya, memang orang itu USTADZ...? Ana  jawab Iya dik, beliau adalah seorang da'i..! Aku hendak bartaubat dan belajar sama dia ustadz begitu kata anak muda tadi dengan bahasa yang terbata-bata tak teratur...

Lalu ana dan ikhwan yang lain menasihatinya untuk ikut kajian majlis, dan Alhamdulillaah anak muda itu menyetujuinya.. Allaahu Akbar..!!

Ikhwany wa Akhwaty fillaah.. Lihatlah siapa yang sanggup memberikan  hidayah...?

Ikhwan indahnya jika berdakwah berdasarkan Sunnah 'ala fahmi salaf, yang tidak mudah, mendiskreditkan orang lain, dakwah salaf penuh dengan kelemah lembutan, dan dakwah salaf tidak memadang kaya dan miskin, dakwah salaf menyeru kepada ajaran islam yang sesungguhnya.

Ikhwany wa Akhwaty fillah, untuk menutup tulisan di atas mari kita renungkan firman Allaah Subhaanahu wa Ta'ala :

Allah Ta’ala berfirman,

Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan, tidak ada seorang pun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Allah berfirman yang artinya “Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213) dan Allah berfirman yang artinya “Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.” (QS. Az-zumar:23).

Kemudian Allaah Ta'ala berfirman yang artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).

Subhaanakallaahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik .

Ditulis Oleh : Abu Hasan

Sikap terhadap pemimpin yang dzalim

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -  January 25, 2013 Rosululloh shallahu alaihi wasallam bersabda : “Saya memberi wasiat kepada kalian...