Wednesday 24 October 2018

Tak Perlu Hari Santri Jika Kalimat Tauhid Dilecehkan

*Tak Perlu Hari Santri Jika Kalimat Tauhid Dilecehkan*

Oleh: *Mohammad Fauzil Adhim*

Santri itu memuliakan dan menjaga kalimat tauhid. Bahkan simbol-simbolnya pun sangat ia hormati.

Dulu aku diajari, di langgar tempat aku mengaji, Al-Qur'an terjatuh sedikit saja, harus segera mengambilnya, menciumnya dalam-dalam sepenuh cinta dan menjunjungnya di kepala. Segala hal yang berhubungan dengan tauhid, hingga sesobek kertas bertuliskan kalimat thayyibah, terlebih berisi kalimat tauhid, akan dijaga sepenuh hati. Kalau ia terjatuh di lantai, segera dipungut dengan kedua tangan sepenuh takzim, untuk dipindahkan ke tempat yang tinggi.

Jangankan berupa kalimat tauhid yang sempurna, ada secarik kertas bertuliskan اَللّهُ atau مُحَمَّد pun, sudah cukup menjadi alasan untuk cepat-cepat memungutnya dan menempatkannya di tempat yang tinggi lagi mulia. Anak-anak dididik untuk menjaga betul kalimat-kalimat itu. Memuliakan. Bahkan saat sedang bermain pun, anak-anak terlatih untuk tanggap; bergegas memungut jika menjumpai secarik kertas yang di dalamnya ada tulisan kalimat-kalimat mulia. Bahagia rasanya apabila berkesempatan untuk menyelamatkan secarik kertas itu. Bukan santri mereka yang mengabaikannya.

Sebegitu khawatirnya anak-anak tidak dianggap santri jika abai, sehingga mereka bersikap sigap setiap kali melihat simbol-simbol agama ini “terlantar”. Bahkan pada tingkat orang awam, sebegitu takutnya mereka kalau sampai dianggap tidak pantas disebut ummat Muhammad kelak di akhirat sehingga segala yang bertuliskan Arab pun akan dirawat dimuliakan dengan sungguh-sungguh, meskipun itu sebenarnya resep masakan. Ini memang salah, tetapi sikap ini lahir dari kecintaannya kepada agama.

Aku pun diajari bahwa tidak ada yang melecehkan Al-Qur'an dan kalimat tauhid kecuali #PKI dan aku diajari untuk tidak serampangan agar tidak tersesat menjadi PKI. Kakek pun bercerita tentang kekejaman PKI kepada kaum santri. Kemudian diceritakanlah pula kepada anak-anak itu kisah orang-orang yang sesat sesudah mendapatkan petunjuk dari Allah.

Hari ini aku mendengar, hari ini aku juga membaca tentang orang-orang yang dianggap santri tetapi melakukan perbuatan yang membuat jantungku mendidih. Sulit sekali mempercayai perbuatan amat sangat nista itu dilakukan oleh mereka yang masih mengenal air wudhu.

Airmataku jatuh, mengingat masa lalu yang kian menjauh. Aku dulu pernah belajar untuk bangga kepada Banser yang dikenalkan kepadaku sebagai Barisan Ansor Serba Guna. Ansor itu artinya penolong. Aku diajari, itulah penolong agama Allah. Penolong orang-orang beriman. Ataukah singkatan dan maknanya berlaku hanya untuk masa lalu? Sementara sekarang sudah berubah singkatannya?

Sungguh, aku tak perlu hari santri jika di hari itu mereka yang mengaku santri justru melecehkan kalimat tauhid. Apakah sedemikian besar kebencian mereka kepada kalimat tauhid?

Wednesday 19 September 2018

Hukum Puasa Asyuro bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan

حكم صيام عاشوراء
لمن عليه قضاء من رمضان

اختلف الفقهاء في حكم التطوع بالصوم قبل قضاء رمضان على ثلاثة آراء:
1– ذهب الحنفية إلى جواز التطوع بالصوم قبل قضاء رمضان من غير كراهةٍ، لكون القضاء لا يجب على الفور.

2- ذهب المالكية والشافعية إلى الجواز مع الكراهة، لما يلزم من تأخير الواجب، قال الدسوقي: يكره التطوع بالصوم لمن عليه صومٌ واجبٌ، كالمنذور والقضاء والكفارة، سواءٌ كان صوم التطوع الذي قدمه على الصوم الواجب غير مؤكدٍ أو كان مؤكداً كعاشوراء وتاسع ذي الحجة على الراجح.

3– وذهب الحنابلة إلى حرمه التطوع بالصوم قبل قضاء رمضان، وعدم صحة التطوع حينئذٍ ولو اتسع الوقت للقضاء، ولا بد من أن يبدأ بالفرض حتى يقضيه.

ويرجح الشيخ ابن باز والشيخ ابن عثيمين رحمهما الله صحة صيام التطوع كصيام يوم عاشوراء لمن عليه قضاء من رمضان، مع التأكيد على أنه ينبغي الحرص على قضاء ما فات من رمضان؛ لأنه دين يجب أن يقضى.

مسألة: هل يجوز صيام عاشوراء بنية قضاء ما فات من رمضان؟
أجابت اللجنة الدائمة على ذلك بقولها: "إذا صام اليوم العاشر والحادي عشر من شهر محرم بنية قضاء ما عليه من الأيام التي أفطرها من شهر رمضان جاز ذلك، وكان قضاء عن يومين مما عليه؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم: "إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى" (رواه البخاري ومسلم).

وقال العلامة العثيمين رحمه الله: "من صام يوم عرفة، أو يوم عاشوراء وعليه قضاء من رمضان فصيامه صحيح، لكن لو نوى أن يصوم هذا اليوم عن قضاء رمضان حصل له الأجران: أجر يوم عرفة، وأجر يوم عاشوراء مع أجر القضاء".

رابط الموضوع: http://www.alukah.net/spotlight/0/86841/#ixzz5RSWKilsN

*Hukum Puasa Asyuro bagi yang memiliki hutang puasa Ramadhan*

Para fuqoha' berselisih pendapat tentang hukum berpuasa sunnah sebelum membayar kewajiban qodo' puasa bulan Ramadhan menjadi tiga pendapat :

1. Para ulama' madzhab Hanafi berpendapat bolehnya puasa sunnah sebelum mengqodho' hutang puasa bulan Ramadhan tanpa ada kemakruhan sedikit pun, dikarenakan kewajiban mengqodho' tersebut tidak harus segera.

2. Adapun para ulama' madzhab Maliki dan ulama' madzhab Syafi'i berpendapat makruh karena harus mengakhirkan sebuah kewajiban.
Ad Dasuki berkata : Pendapat yang lebih kuat adalah dimakruhkan berpuasa sunnah bagi orang yang memiliki hutang puasa wajib seperti puasa nadzar, qodho' dan kaffaroh, baik yang didahulukan dari puasa wajib tersebut berupa sunnah biasa atau yang mu'akkadah seperti puasa Asyura dan Arofah.

3. Ulama madzhab Hanbali berpendapat haram berpuasa sunnah sebelum mengqodho' hutang puasa Ramadhan, dan tidak sah meskipun waktu untuk mengqodho' masih panjang. Dan wajib baginya untuk mendahulukan yang fardhu (sebelum yang sunnah).

Adapun As Syaikh Bin Baz dan Syaikh Al Utsaimin rohimahumallah lebih menguatkan pendapat sah-nya puasa sunnah  seperti Asyura bagi orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan, dengan penekanan bahwa orang tersebut hendaknya berusaha keras untuk mengqodho' hari-hari yang ia tinggalkan dari puasa Ramadhan, karena itu adalah hutang yang wajib dibayar.

Yang jadi pertanyaan : Apakah boleh berpuasa  Asyura dengan niat mengqodho' hutang puasa Ramadhan ?
Lajnah Daimah (KSA) menjawab : " Apabila seseorang berpuasa tanggal 10 dan 11 bulan Al Muharram dengan niat  mengqodho' hutang puasa Ramadhan nya maka yang sedemikian itu diperbolehkan berarti sekaligus sebagai qodho' untuk dua hari dari hari-hari hutang puasa Ramadhan nya, karena Rosululloh shallahu alaihi wasallam bersabda :

إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

" Sesungguhnya semua amal itu tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan " ( HR. Bukhori dan Muslim )

Berkata Al Allaamah Asyik Syaikh Al Utsaimin - rohimahullah - : barang siapa puasa arofah, atau puasa pada hari Asyura sedangkan dia punya kewajiban mengqodho' puasa romadhon maka puasanya sah, akan tetapi seandainya dia berniat puasa pada hari ini dalam rangka mengqodho' puasa romadhon maka dia mendapatkan dua pahala: yaitu pahala puasa Arofah, dan pahala puasa Asyura serta pahala puasa mengqodho' juga.

Diterjemahkan oleh
Abu Hammad & Ummu Hammad

Sumber : http://www.alukah.net/spotlight/0/86841/#ixzz5RSWKilsN

Sunday 16 September 2018

Pengertian dan Hukum Badal Haji

*Pengertian dan Hukum Badal Haji*
●︿●●︿●●︿●●︿●●︿●●︿●●︿●

Badal haji atau dalam istilah fiqih sering disebut al-hajju ‘anil ghair, yaitu berhaji untuk orang lain. Dalam prakteknya, seseorang memang melaksanakan ibadah haji namun niat yang diucapakannya hanya membadalkan atau menggantikan seseorang yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena sebab-sebab tertentu, seperti; meninggal dunia, lumpuh, sakit parah sehingga tidak bisa menjalankan ibadah haji dan seseorang yang sudah tua. Berikut ini adalah beberapa dalil yang menjelaskan bahwa seseorang boleh dibadalkan hajinya:

▪ Orang yang Sudah Meninggal Dunia Boleh Dibadalkan Hajinya

Kewajiban bagi keluarga yang ditinggalkan, apabila al-marhum termasuk kedalam golongan orang yang mampu melaksankan ibadah haji semasa hidupnya, maka wajib bagi ahli waris untuk menghajikannya. Dan apabila sebelum meninggal ia telah bernadzar untuk melaksanakan haji, maka kewajiban bagi keluarganya untuk menghajikannya.

Rosulullah SAW bersabda;

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ: إِنَّ أُخْتِي قَدْ نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ، وَإِنَّهَا مَاتَتْ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَوْ كَانَ عَلَيْهَا دَيْنٌ أَكُنْتَ قَاضِيَهُ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: فَاقْضِ اللَّهَ، فَهُوَ أَحَقُّ بِالقَضَاءِ

Artinya:

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata kepada beliau: “Sesungguhnya saudara perempuanku nadzar untuk berhaji, tetapi ia meninggal dunia”. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Andaikata ia mempunyai hutang, bukankah engkau akan membayarnya?”. Ia menjawab: “Ya”. Beliau kemudian bersabda: ”Maka bayarlah hutang haji itu kepada Allah, sebab Allah lebih berhak untuk dibayar”. (Shahih Bukhari juz 8 hal. 142 no. 6699).

Dan dalam hadits lain juga dijelaskan:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : بَيْنَا أَنَا جَالِسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ أَتَتْهُ امْرَأَةٌ فَقَالَتْ : إِنِّي تَصَدَّقْتُ عَلَى أُمِّي بِجَارِيَةٍ وَإِنَّهَا مَاتَتْ فَقَالَ : وَجَبَ أَجْرُكِ ، وَرَدَّهَا عَلَيْكِ الْمِيرَاثُ ، قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّهُ كَانَ عَلَيْهَا صَوْمُ شَهْرٍ أَفَأَصُومُ عَنْهَا ؟ قَالَ : صُومِي عَنْهَا ، قَالَتْ : إِنَّهَا لَمْ تَحُجَّ قَطُّ أَفَأَحُجُّ عَنْهَا؟ قَالَ : حُجِّي عَنْهَا

Artinya:

Dari Abdullah bin Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Ketika kami duduk di sisi Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, tiba-tiba ada seorang wanita datang dan bertanya: “Sesungguhnya saya bersedekah budak untuk ibuku yang telah meninggal”. Beliau bersabda: “Engkau mendapatkan pahalanya dan dikembalikan kepada engkau warisannya”. Dia bertanya: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya beliau mempunyai (tanggungan) puasa sebulan, apakah saya puasakan untuknya?” Beliau menjawab: “Puasakan untuknya”. Dia bertanya lagi: “Sesungguhnya beliau belum pernah haji sama sekali, apakah (boleh) saya hajikan untuknya?” Beliau menjawab: “Hajikan untuknya”. (Shahih Muslim juz 2 hal. 805 no. 1149).

▪ Orang Yang Sudah Tua Boleh Dibadalkan Hajinya

Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa seseorang yang sudah sepuh atau tua boleh dibadalkan hajinya, dengan catatan ia benar-benar tidak bisa melaksanakan ibadah haji karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan. Namun apabila ia terbilang mampu dan kuat melaksanakan ibadah haji, maka wajib baginya melaksanakan ibadah haji tersebut tanpa dibadalkan.

Rosulullah SAW bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ الْفَضْلِ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ خَثْعَمَ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أَبِى شَيْخٌ كَبِيرٌ عَلَيْهِ فَرِيضَةُ اللَّهِ فِى الْحَجِّ وَهُوَ لاَ يَسْتَطِيعُ أَنْ يَسْتَوِىَ عَلَى ظَهْرِ بَعِيرِهِ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « فَحُجِّى عَنْهُ ».

Artinya:

Hadist riwayat Ibnu Abbas dari al-Fadl: “Seorang perempuan dari kabilah Khats’am bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, ayahku telah wajib haji tapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan?”. Jawab Rasulullah: “Kalau begitu lakukanlah haji untuk dia!” (H.R. Bukhari, Muslim, dll).

📌  Tiga Syarat yang Harus Dipenuhi Ketika Seseorang Hendak Melakukan Badal Haji;

1⃣ Orang yang membadalkan haji haruslah orang yang telah melaksanakan ibadah haji.
2⃣ Orang yang akan dibadalkan hajinya telah meninggal dunia atau masih hidup namun tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena faktor usia dan sakit.
3⃣ Apabila yang dihajikan itu orang yang telah meninggal dunia, syaratnya bahwa dia adalah seorang muslim.

Demikian penjelasan tentang pengertian dan hukum badal haji.

Wallahu’alam bi shawab.
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•

Wednesday 29 August 2018

BALASAN BAGI ORANG YANG MENJADIKAN AGAMA SEBAGAI GUYONAN

📕 *Kajian Tematik*
BALASAN BAGI ORANG YANG MENJADIKAN AGAMA SEBAGAI GUYONAN
( *Bagian Kelima - selesai* )
●︿●●︿●●︿●●︿●●︿●●︿●●︿●

▪ PERINTAH UNTUK BERPALING DARI ORANG-ORANG KAFIR YANG MENCELA AGAMA

Ayat yang sedang kita bahas ini membahas perintah Allâh Azza wa Jalla kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar menjauhi dan membiarkan orang-orang yang menyibukkan dirinya untuk mencela dan mengejek orang-orang Islam dan agama Islam. Apa yang mereka lakukan tidaklah berbahaya untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sehingga tidak perlu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapinya dengan rasa takut dan was-was yang berlebih. Allâh Azza wa Jalla telah menjaga Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Akan tetapi, Allâh Azza wa Jalla juga memberikan kewajiban kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendakwahi mereka dengan membacakan al-Qur’an kepada mereka, agar mereka mendapatkan peringatan. Berkaitan dengan ayat ini, Allâh Azza wa Jalla berfirman:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ ﴿٩٤﴾ إِنَّا كَفَيْنَاكَ الْمُسْتَهْزِئِينَ ﴿٩٥﴾ الَّذِينَ يَجْعَلُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ ﴿٩٦﴾ وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ ﴿٩٧﴾ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ ﴿٩٨﴾ وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami memeliharamu daripada (kejahatan) orang-orang yang mengolok-olok(mu), (yaitu) orang-orang yang menganggap adanya tuhan yang lain di samping Allâh; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya). Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” [Al-Hijr/15:94-99]

Inilah yang seharusnya kita lakukan sebagai bentuk peneladanan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila ada orang kafir yang selalu mencela kita dan agama kita -dan itu pasti akan selalu ada-, maka kita diperintahkan untuk berpaling dari mereka, dan tidak mengakibatkan dada kita sesak dan tidak takut akan makar dan kejahatan yang mereka perbuat, karena kita memiliki Allâh Azza wa Jalla yang telah menjamin orang yang beriman dan bertakwa untuk mendapatkan keselamatan dari tipu daya mereka. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا ۖ وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

 “Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kalian mendapatkan bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kalian bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan ke-mudharat-an kepada kalian. Sesungguhnya Allâhmengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran/3:120)

Jadi kita bisa simpulkan, cara untuk menghadapi mereka adalah dengan bersabar dan bertakwa.

*KESIMPULAN*
1. Kita juga diperintahkan untuk meninggalkan dan tidak menghiraukan orang-orang kafir yang bermain-main dan bersenda gurau ketika mendengar ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla dibacakan, karena mereka menganggap ini adalah bagian dari agama mereka yang mereka mendekatkan diri kepada Tuhan mereka dengannya.

2. Kecintaan seseorang terhadap dunia akan melalaikan dari akhirat, karena hakikat kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu seseorang.

3. Kita juga diperintahkan untuk membacakan ayat-ayat Allâh Azza wa Jalla kepada mereka, sebagai peringatan untuk mereka akan adzab yang sangat pedih di akhirat nanti.

4. Orang kafir yang tidak menerima peringatan setelah dibacakan ayat-ayat al-Qur’an, maka mereka telah mengantarkan dirinya sendiri kepada kebinasaan di neraka nanti.

5. Di akhirat tidak ada yang bisa menjadi penolong kecuali Allâh Azza wa Jalla . Begitu pula syafaat dan tebusan-tebusan tidak akan bermanfaat untuk orang-orang kafir.

6. Hukuman untuk orang-orang kafir yang suka bermain-main dan bersenda gurau ketika dibacakan ayat-ayat al-Qur’an dan untuk orang-oraang menghina Islam dan orang Islam di antaranya adalah mereka akan diberikan air yang sangat mendidih, diadzab dengan adzab yang sangat pedih, dilupakan dan tidak dipedulikan oleh Allâh, tidak akan dikeluarkan dari neraka dan tidak pula diberi kesempatan untuk bertaubat.

7. Cara terbaik unuk menghadapi tipu daya dan makar orang-orang kafir adalah dengan cara bersabar dan bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
Ustadz Said Yai Ardiansyah, Lc MA

Monday 27 August 2018

Pentingnya Dakwah Tauhid Ke Keluarga Kita

📔☝🏻 *MATERI PERTEMUAN PERTAMA*☝🏻📔
➖➖➖➖➖➖
📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖📖
➖➖➖➖➖➖
🌺📑 _Pentingnya Dakwah Tauhid Ke Keluarga Kita_ 📑🌺

🎀〰〰〰〰〰〰🎀

✏_1. Tentunya kita sangat sayang dan cinta kepada keluarga kita, orang tua tercinta, istri tersayang, anak-anak permata hati dan keluarga lainnya.

✏_2. Tentunya juga kita menginginkan yang terbaik bagi orang lain, lebih-lebih keluarga kita. Karena ini adalah salah satu  kesempurnaan iman.
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya” (HR. Bukhari)

✏_3. Cara paling baik menginginkan kebaikan kepada keluarga kita adalah dengan cara mengajaknya untuk beribadah kepada Allah, agar bisa masuk surga tertinggi dan berkumpul bersama melihat wajah Allah Ta’ala yang mulia serta terhindar dari neraka.

✏_4. Intinya adalah berdakwah kepada keluarga adalah yang paling utama dan paling diprioritaskan. Sebagaimana kita diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim : 6)

✏_5. Dari semua materi dakwah yang paling prioritas adalah dakwah tauhid yaitu dakwah agar beribadah kepada Allah semata , tidak menyekutukan-Nya dalam ibadah dan dalam hak-hak khusus Allah
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam tatkala mengutus Mu’adz bin Jabal untuk berdakwah ke Yaman,

إِنَّكَ تَقْدَمُ عَلَى قَوْمٍ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah dakwah engkau pertama kali pada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah Ta’ala.”  (HR. Bukhari dan Muslim)

✏_6. Sebagaimana tauhid adalah perintah terbesar dalam agama, maka kebalikannya yaitu syirik adalah larangan terbesar dalam agama. Maka kita juga perlu menjaga diri kita, keluarga dan kaum muslimin dari praktek kesyirikan.

✏_7. Karena dosa kesyirikan jika dibawa mati, yaitu belum bertobat sebelum meninggal maka dosanya tidak akan diampuni dan bisa masuk neraka
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang derajatnya di bawah kesyirikan itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa’: 48).

✏_8. Jika salah satu saja keluarga kita terjerumus dalam kesyirikan (semoga tidak ada, amin). Tentu kita tidak bisa berkumpul bersama di surga sekeluarga. Karena dosa kesyirikan bisa menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).

✏_9. Jadi, agar bisa berkumpul di surga bersama keluarga dan kaum muslimin, mari kita jaga diri kita, keluarga dan kaum muslimin dari kesyirikan dan kita saling menasehati agar senantiasa bertauhid. Karena tauhid adalah pelajaran seumur hidup dan terus diulang-ulang.

✏_10. Mari  kita lihat teladan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, beliau berusaha menjaga keluarganya dari praktek kesyirikan dan menjaga agar selalu bertauhid. Beliau berdakwah tauhid kepada bapaknya,

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنْكَ شَيْئًا

“Ingatlah ketika ia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya; "Wahai Ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong engkau sedikitpun?”. (Maryam/19:42)

✏_11. Beliau juga berdakwah dan berdoa agar dirinya dan anak keturuan beliau dijauhkan dari kesyirikan

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا وَ اجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ اْلأَصْنَامَ

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata,"Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim:35).

✏_12. Demikian juga orang-orang shalih pendahulu kita, mereka sangat berusaha menjaga tauhid keluarga mereka dan mencegah dari praktek kesyirikan. Luqman berpesan kepada anak-anaknya,

وَإِذْقَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, pada waktu memberi pelajaran kepadanya,"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar. " (Luqman:13)

✏_13. Karenanya mari kita jaga diri kita, keluarga yang kita cintai serta kaum muslimin agar senantiasa bertauhid seumur hidup dengan keimanan yang tinggi dan terhindar sejauh-jauhnya dari dosa kesyirikan.

✏_14. Sekali lagi mari kita renungkan, dakwah tauhid di keluarga adalah dakwah prioritas utama jika kita memang sayang kepada keluarga kita. Jika memang orang tua kita masih sering ke dukun dan paranormal, adik masih sering lihat peramalan lewat zodiak perbintangan, kakak masih sering percaya dengan takhayul dan khurafat serta masih memberikan sesajenan. Maka kita usahakan semaksimal mungkin dakwah kepada mereka dengan cara yang lembut dan bijaksana.

✏_15. Semoga Allah menjaga diri kita, keluarga dan kaum muslimin agar senantiasa bertauhid dan dijauhkan dari kesyrikan dan semoga Indonesia menjadi negara bertauhid sehingga Allah melimpahkan keberkahan kepada negara kita, menjadi negara yang makmur, bahagia dan puncak kejayaan dalam naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

✏_16. _Aamiin yaa mujibas saa-iliin_ (perkenankanlah, wahai Engkau yang mengabulkan doa)

🎀〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰🎀

💐 _Alhamdulillaahilladzii bini'matihi tatimmush shaalihaat_
(Segala puji bagi Allaah yang dengan nikmat-Nya lah segala kebaikan menjadi sempurna)

✒ Tim Indonesia Bertauhid
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

📕👆🏻📕📕👆🏻📕👆🏻📕📕👆🏻📕👆🏻📕📕👆🏻📕

Sunday 24 June 2018

Anak nakal semakin nakal, anak baik semakin baik

CARA MEMUTUS SIKLUS ANAK NAKAL

Saat ngopi bareng mas Dodik Mariyanto di teras belakang rumah, iseng-iseng saya buka obrolan dengan satu kalimat tanya:

"Mengapa anak baik biasanya semakin baik, dan anak nakal biasanya semakin nakal ya mas?"
Mas Dodik Mariyanto mengambil kertas dan spidol, kemudian membuat beberapa lingkaran-lingkaran.
"Wah suka banget, bakalan jadi obrolan berbobot nih", pikir saya ketika melihat kertas dan spidol di tangan mas Dodik.

Mas Dodik mulai menuliskan satu hadist:

*رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِد*ِ
_*“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”*_

Artinya setiap anak yang baik, pasti membuat ridho orangtuanya, hal ini akan membuat Allah Ridho juga.

Tapi setiap anak nakal, pasti membuat orangtuanya murka, dan itu akan membuat Allah murka juga.

"Kamu pikirkan implikasi berikutnya dan cari literatur yang ada untuk membuat sebuah pola", tantang mas Dodik ke saya.
Waaah pak Dosen mulai menantang anak baik ya, suka saya.

Setelah membolak balik berbagai literatur yang ada, akhirnya saya menemukan satu tulisan menarik yang ditulis oleh kakak kelas mas Dodik, yaitu mas Dr. Agus Purwanto DSc. di sana beliau menuliskan bahwa anak nakal dan anak baik itu bergantung pada ridho dan murka orangtuanya.

Akhirnya kami berdua mengolahnya kembali, membuatnya menjadi siklus anak baik (lihat gambar siklus 1) dan siklus anak nakal ( lihat siklus 2)

Siklus Anak Baik ( siklus 1)
_*Anak Baik -> orangtua Ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak makin baik*_

Siklus Anak nakal ( siklus 2)
_*Anak Nakal -> orangtua murka -> Allah Murka -> keluarga tidak berkah -> tidak bahagia -> anak makin nakal*_

Kalau tidak ada yang memutus siklus tersebut, maka akan terjadi pola anak baik akan semakin baik, anak nakal akan semakin nakal.

*Bagaimana cara memutus siklus Anak Nakal ?* ternyata kuncinya bukan pada anak melainkan pada ORANGTUANYA.
Anak Nakal -> *ORANGTUA RIDHO* ->Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak jadi baik.

Berat? iya, maka nilai kemuliaannya sangat tinggi. *Bagaimana caranya kita sebagai orangtua/guru bisa ridho ketika anak kita nakal?*
ini kuncinya:
*َإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ“*

*Bila kalian memaafkannya...menemuinya dan melupakan kesalahannya...maka ketahuilah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 64:14).*

*Caranya* orangtua ridho adalah menerima anak tersebut, memaafkan dan mengajaknya dialog, rangkul dengan sepenuh hati, terakhir lupakan kesalahannya.

Kemudian sebagai pengingat selanjutnya, kami menguncinya dengan pesan dari Umar bin Khattab:

_*Jika kalian melihat anakmu/anak didik mu berbuat baik, maka puji dan catatlah, apabila anakmu/anak didikmu berbuat buruk, tegur dan jangan pernah engkau mencatatnya.*_
*Umar Bin Khattab*

saya dapat do'a seperti ini, artinya:

_*"Ya Allah, aku bersaksi bahwa aku ridho kepada anakku (dg menyebutkan nama anak) dg ridho yang paripurna, ridho yg sempurna dan ridho yg paling komplit. Maka turunkanlah ya Allah keridhoan-Mu kepadanya demi ridhoku kepadanya."*_

_*Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah anak belum tau.*_

_*Tidak ada anak nakal, yang ada hanyalah orang tua yang tak sabar.*_

_*Tak ada anak nakal, yang ada hanyalah pendidik yang terburu-buru melihat hasil*_

Semoga bermanfa'at
Barakallahu fiikum...
silahkan share jika bermanfaat...

Tulisan ini ditulis oleh ibu septi peni wulandani founder institut ibu profesional, istri dari bapak Dodik Mariyanto

Dan versi lengkapnya bisa dicek ke web komunitas https://www.ibuprofesional.com

Friday 22 June 2018

Anjuran Menikah Di Bulan Syawwal.

Untukmu yang menikah di bulan Syawwal ini, kami doakan:

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Semoga Allah memberi barakah bagimu, dan memberkahi atasmu,

serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.. (Shahih, HR Abu Daud: 2130, at-Tirmidzi:1091)

Adapun yang belum dan masih (terus) berencana menikah..

Ketahuilah, bulan Syawwal termasuk yang disukai padanya berlangsung pernikahan..

'Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan,

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahiku pada bulan Syawwal..

Dan berkumpul membangun rumah tangga denganku pada bulan Syawwal juga..

Maka di antara istri-istri beliau, siapakah yang lebih beruntung dariku..?

Perawi hadits berkata,

وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّال

Dahulu 'Aisyah suka untuk menikahkan para wanita di bulan Syawwal.. (HR. Muslim: 2551, at-Tirmidzi: 1013)

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,

Pada hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawwal. (Syarah Muslim: 9/209)

Berumah tangga memang tak sepenuhnya bahagia namun sendiri tak jua menjamin terbebas dari duka.. Setidaknya ada kawan (sah) untuk berbagi..

Menikah ibadah terpanjang dan terlama dalam rangkaian kehidupan kita.

Semoga Allah menguatkan dan memudahkan yaa.. *senyum

@sahabatilmu

Monday 18 June 2018

💦Peristiwa bersejarah di bulan Syawal ...

✍Syawal (شوال) berasal dari kata Syala yang  berarti naik atau meninggi. Pada bulan ini,  kedudukan dan derajat kaum Muslimin meninggi disisi Allah, karena telah melewati bulan ujian dan ibadah selama Ramadhan.

Bulan syawal, merupakan bulan pertama pembuktian nilai-nilai taqwa. Umat Islam secara moral dan spiritual harus mampu mempertahankan dan meningkatkan keimananannya.
Mereka diharapkan bisa mempertahankan nilai-nilai amaliyah yang telah dilakukan pada Ramadhan hingga datang Ramadhan selanjutnya.
Syawal memiliki keistimewaan tersendiri. Dalam sebuah hadis Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barang siapa berpuasa Ramadhan dan meneruskannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, berarti dia telah berpuasa satu tahun penuh." (HR Imam Muslim, 1164).

Pada bulan ini pula tertoreh sejarah penting dalam kehidupan Rasulullah serta peradaban Islam.

Peristiwa Sejarah yang terjadi di bulan Syawal:

⏺. 27 Syawal tahun ke-10 kenabian, Nabi صلى الله عليه وسلم ke Thaif, untuk berdakwah dan mencari suaka karena kerasnya permusuhan Qurays  setelah wafatnya Abu Tholib, namun gagal

⏺ Syawal 1 H, kelahiran Abdullah bin Zubair.
Dengan lahirnya beliau, dan dialah bayi pertama muhajirin yang lahir di Madinah, setelah tersebarnya isu seorang ahli tenung Yahudi telah menyebarkan tenungnya kepada kaum muslimin sehingga mereka mandul semua.

⏺Syawal 1 H, terjadi Perang Bani Qainuqa, klan Yahudi yang berkhianat terhadap perjanjian damai

⏺Syawal 2 H Rasulullah صلى الله عليه وسلم  menikah Aisyah putri Abu Bakar, dialah wanita yang paling berkah untuk ummat ini, dan dialah yang telah menyebar luaskan ilmu kepada ummat ini.

Dan Syawal 4 H, Nabi menikahi Ummu Salamah, seorang janda yang berhijrah 2 kali bersama suaminya, setelah Abu Salamah meninggal dalam menunaikan tugas dakwah, maka Nabi menikahinya untuk menguatkan Islam

⏺17 Syawal 3 H, Perang Uhud. Salah satu perang yang disebut-sebut dalam Al-Qur'an sebagai salah ujian ketaatan kepada sunnah dan perintah Nabi صلى الله عليه وسلم. Sebuah pelajaran berharga, akibat meninggalkan satu sunnah maka kaum muslimin mendapat musibah yang besar.

⏺18 Syawal 5 H, terjadi Perang Khandaq (Ahzab), sebuah perang yang diabadikan Alloh sebagai nama salah satu surat dalam Al-Qur'an.
Perang yang fonumenal, dengan taktik dan strategi yang baru dalam peperangan yang belum pernah dikenal sebelumnya.
Perang untuk membuktikan keimanan atas janji Alloh melawan kepungan pasukan gabungan Qurays, sekutunya dan Yahudi, dengan kemenangan yang luar biasa.

⏺6 Syawal 8 H, terjadi Perang Hunain, perang yang terjadi setelah futuhnya Mekkah di Romadhon tahun 8 H, karena gengsi suku baduy mereka ingin menundukkan Qurays setelah ditaklukkan Rasululloh.
Awalnya kaum muslimin kalah, karena mulai tumbuh bibit kesombongan pada mereka karena merasa banyaknya jumlah pasukan.
Tapi Alloh memenangkan kaum muslimin setelah itu disebabkan keteguhan para As-sabiqunal Awaalin (sahabat yang awal masuk Islam ) yang tetap kokoh dan tangguh dalam keimanan.

⏺Syawal 14 H, penaklukan Mada'in, ibukota imperium Persia.
Amirul Mu’minin Umar bin al-Khattab menaklukkan Bandar Madyan, dan istana Raja Parsi yang dikenal dengan nama Istana Putih.

⏺13 Syawal tahun 194 H, kelahiran ahli hadits Imam Bukharil seorang ahli hadis terkemuka terlahir di Bukhara, Uzbekistan. Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, Imam al-Bukhari berhasil menuliskan sebanyak 9.082 hadis dalam karya monumentalnya bertajuk al-Jami'al-Shahil yang dikenal sebagai Shahih Bukhari, yaitu kitab yang paling shohih setelah Al-Qur'an.
🍂(dinukil dari bebagai literatur sejarah Islam)

📌Syawal, selain momentum penting hari raya, juga bulan momentum untuk menyiapkan diri menghadapi 11 bulan bulan berikutnya.
Salah seorang ulama salaf berkata: “Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya” ( Latha-iful ma’aarif, Ibnu Rojab (hal. 297).

Oleh karena itu, mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar Dia menerima amal kebaikan kita di bulan yang penuh berkah ini dan mengabulkan segala doa dan permohonan ampun kita kepada-Nya, sebagaimana sebelum datangnya bulan Ramadhan kita berdoa kepada-Nya agar Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan hati kita kita dipenuhi dengan keimanan dan pengharapan akan ridha-Nya.
Imam Mu’alla bin al-Fadhl berkata:
“Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya selama enam bulan berikutnya agar Dia menerima (amal-amal shalih) yang mereka kerjakan” ( Latha-iful ma’aarif, Ibnu Rojab (hal. 174).

Semoga Alloh menganugerahkan keistiqomahan kepada kita diatas jalan yang haq.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ..

Wallohu a'lam

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

        ✏📚✒.💐..

Tuesday 29 May 2018

🔥 *DOA DI BULAN RAMADHAN*

✍Hendaknya seorang mukmin memperbanyak doa dan sungguh-sungguh dalam berdoa saat berpuasa. Karena saat berpuasa seseorang menyambut seruan Allah untuk meninggalkan apa yang disukai jiwanya lalu mengerjakan apa-apa yang diridhai Rabbnya. Hatinya bersih karena ketaatan-ketaatan yang dikerjakannya serta ia meninggalkan apa-apa yang menghalangi terkabulnya.

Dalam serangkaian ayat yang membicarakan mengenai bulan Ramadhan Allah menjelaskan tentang doa,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya tentang Aku, katakanlah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon padaKu, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran."(Al-Baqarah 186)

Allah menyaratkan tiga hal kepada kita agar doa-doa kita dikabulkan oleh Allah.
(1) Memohon hanya kepada Allah.
(2) Memenuhi segala perintahNya dan
(3) Beriman kepada Allah, Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan segala permintaan.

Ibnu Katsir menerangkan bahwa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukkan mengenai anjuran memperbanyak do’a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do’a tersebut di setiap kali berbuka puasa. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2: 66).

Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa, bulan yang menjadi kesempatan emas untuk sebanyak-banyaknya melakukan amal kebaikan, termasuk memperbanyak doa. Karena doa-doa di Bulan Ramadhan ini menjadi spesial.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

 ثَلاثَةٌ لا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: (1) imam yang adil,
(2)orang yang berpuasa hingga ia berbuka,  imam yang adil dan
(3) doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi, 2050 dishohihkan Al-Albany)

Bagi orang yang benar-benar menyambut Ramadhan dengan keimanan dan penuh rasa harap agar mendapat ridha Allah, maka bulan Ramadhan akan benar-benar Ia optimalkan untuk memperpanjang doa-doa kepada Allah. Karena ia sadar begitu butuhnya ia untuk bisa mencurahkan tentang berbagai macam permasalahan kehidupan kepada Rabb, karena Ia sadar begitu banyak harapan-harapan untuk kehidupan yang lebih baik ke depannya. Karena sejatinya, berdoa bukanlah hanya dimaknai sebagai sebuah ritual belaka, bukan hanya dimaknai sebagai sebuah perkataan yang hanya sampai pada lisan saja, atau bahkan kita sering merasakan lisan berucap namun hati tak mampu merasa. Tetapi doa adalah bentuk terbaik komunikasi seorang Hamba kepada Rabbnya.

📌Ada tiga waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan.

1⃣- Waktu sahur
Nabi صلى الله عليه سلم bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, 1145 dan Muslim, 758).

2⃣- Saat berpuasa
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لَا تُرَدُّ، دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Ada tiga doa yang tidak akan ditolak:
Doa orang tua (untuk anaknya),
Doa orang yang berpuasa,
Dan doa musafir.”[HR. Al-Baihaqi dishohihkan Al-Albany dalam Ash-Shahihah: 1797]

Rasulullah bersabda,

إِنَّ لِلَّهِ عُتَقَاءَ مِنَ النَّارِ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ، وَلِكُلِّ مُسْلِمٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ
“Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka di setiap siang dan malam Ramadhan, dan bagi setiap muslim di setiap malam dan siangnya ada doa yang pasti dikabulkan.”  [HR. Ath-Thobrani, dishohihkan Al-Albany dalam At-tin Targhib: 1002]

Imam Nawawi berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)

3⃣- Ketika berbuka puasa
Nabi bersabda,
“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak :
....
(2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka,
...” (HR. Tirmidzi, 2050 dishohihkan Al-Albany)

Wallahu a'lam

🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc

        ✏📚✒.💧...

Sikap terhadap pemimpin yang dzalim

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -  January 25, 2013 Rosululloh shallahu alaihi wasallam bersabda : “Saya memberi wasiat kepada kalian...