Kerajaan Saudi Arabia [Salafy Wahabi] selalu dihujat dengan berbagai macam hujatan yang buruk, keji dan sangat melampaui batas…
Tapi si penghujat selalu menyodorkan proposal bantuan..?! Dan
menikmati semua fasilitas dari bantuan Kerajaan Saudi Arabia [Salafy
Wahabi]….???!!!
Kami hanya ingin supaya kita semua bersikap adil, sportif dan obyektif. Hindari fitnah keji, bohong dan palsu.
Kita harus jujur, tidak ada kelompok atau golongan yg sempurna, benar semua 100 persen.
Juga, tidak ada kelompok yg salah semua 100 persen.
Juga, tidak ada kelompok yg salah semua 100 persen.
Salafy itu indah, baik dan sempurna krn mengikuti Al-Qur’an dan
As-Sunnah sesuai pemahaman Salaf As-Sholeh [tiga generasi pertama ummat
Islam]. Hanya saja, ada oknum yang kurang bijak cara dakwahnya, walau
yang disampaikannya adalah benar.
Ulah oknum semacam ini juga ada dalam semua kelompok dan golongan ygan mencemarkan nama baik kelompok atau golongan tersebut.
Karena itu, kita tidak boleh menggeneralisir dengan menyalahkan
semuanya padahal tdk semuanya spt itu, bahkan banyak yang tidak setuju
dengan kesalahan seperti itu. Maksudnya, kesalahan dalam cara dakwah dan
cara penyampaian.
Sungguh sangat memalukan ketika kita menghujat pihak tertentu tapi
ternyata kita selalu meminta bantuan dan bahkan menikmati banyak
fasilitas hasil bantuan pihak yang selalu kita hujat tersebut. Mohon maaf saudaraku, ini bukanlah sifat seorang KSATRIA!!!
Keprihatinan.. Krisis Akhlakul Karimah Dalam Berdakwah..
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi akhlakul karimah,
bahkan ada sabda Nabi yang sangat terkenal dan telah dihapal oleh
semuanya bahwasanya Beliau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi
Wa Sallam diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
Tapi realita yang ada berbicara lain. Justeru para pengemban agama
adalah merupakan yang paling sering melanggar sabda Nabi tersebut dengan
menghujat, menfitnah dan menjatuhkan siapa saja yang dianggap diluar
golongannya dengan cara-cara yang tidak ilmiyah dan terkesan
memprovokasi ummat.
Berbeda pendapat itu biasa dan wajar asalkan tetap dalam koridor yang
masih bisa ditolerir [Ahlus Sunnah Wal Jama’ah] dan disampaikan dengan
cara ilmiyyah, dewasa serta mengedepankan akhlakul karimah. Jangan marah
dan emosi apalagi sampai menuduh dengan tuduhan keji dan terkesan
membuat fitnah.
Kami meyakini bahwa perbedaan pendapat itu ada dan kami ketika
membicarakan permasalahan yang terjadi perbedaan pendapat di dalamnya
selalu dengan cara-cara ilmiyyah, dewasa dan mengedepankan akhlakul
karimah serta menghindari kata-kata kasar, menghujat dan memprovokasi.
Realita telah membuktikan hal ini dan semua rekaman masih tersimpan
dengan baik.
Bukan berarti menyampaikan perbedaan itu tidak boleh. Silahkan saja
menyampaikan perbedaan, hanya saja caranya yang ilmiyyah, bijak dan
arif.
Kami ingin agar supaya ummat ini tidak hanya mendengar satu pendapat
saja, akan tetapi mereka juga tahu pendapat yang lain sebagai tambahan
ilmu dan pertimbangan. Bukankah di dalam agama Islam kita diwajibkan
mencari ilmu sebanyak-banyaknya agar supaya beribadah kepada Allah
dengan benar dan baik karena berdasarkan ilmu dan bukan hanya
ikut-ikutan saja apalagi sampai fanatik buta.
Sekarang ini sudah saatnya bagi ummat Islam untuk lebih terbuka lagi
dalam mencari ilmu agama tanpa fanatik kepada golongan atau guru
tertentu karena ummat sudah semakin dewasa dan sarana informasi telah
berkembang pesat sehingga tidak ada alasan lagi bagi ummat Islam untuk
mengatakan “tidak tahu”, akan tetapi yang lebih tepat adalah “tidak mau
tahu”.
Karena itulah, melalui tulisan yang singkat ini kami ingin
menyampaikan suara hati kami yang merupakan keprihatinan kami terhadap
realita yang ada. Kami berharap kedepan nanti kita [terutama para
ustadz, kiayi dan tokoh-tokoh agama] lebih waspada dalam menyikapi
perbedaan pendapat dengan mengedepankan akhlakul karimah, kejujuran,
kedewasaan dan sikap arif serta bijaksana.
Sekali lagi, perbedaan itu ada, tinggal bagaimana kita menyikapinya.
Seseorang tidak mungkin bisa memaksa orang lain untuk mengikutinya
apalagi sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan. Keyakinan itu tidak
bisa dipaksakan.
Kami menyarankan kepada semua pihak untuk lebih waspada lagi dalam
mengutarakan perbedaan pendapat dan ketika membantah pihak lain. Sebelum
membantah sebuah pendapat, tulisan atau sebuah ceramah hendaklah
disimak dulu isi pendapat, tulisan atau ceramah yang akan dibantah
dengan seksama, teliti dan jeli dari awal sampai akhir sehingga memahami
permasalahannya dengan pasti.
Jangan sekali-kali membantah sebuah pendapat, tulisan atau ceramah
hanya karena mendapat informasi dari orang lain, karena ini adalah
sumber fitnah yang sebenarnya. Seseorang ketika menyampaikan informasi
kepada orang lain tentang sebuah ceramah, tulisan atau pendapat itu
biasanya tidak terlepas dari ditambahi, dikurangi, dipelintir dan
dipolitisir atau tidak lengkap dan tidak obyektif lagi, apalagi jika si
penyampai menyampaikannya dengan emosional dan antipati tentu lebih
runyam.
Inti dari semua ini adalah keikhlasan. Ikhlas dalam menjelaskan suatu
permasalahan dengan niat supaya ummat beribadah kepada Allah dengan
benar dan baik sesuai tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala
Alihi Wa Sallam dan para Sahabat Beliau Radhiyallahu ‘Anhum. Berdakwah
mengajak manusia kepada Allah dan RasulNya agar selamat di dunia dan di
akhirat. Bukan mengajak manusia kepada dirinya, kelompoknya, golongannya
atau kepentingannya. Allah Maha Tahu niat kita semua.
Mari belajar ikhlas dan berlapangdada dalam menyikapi perbedaan
pendapat [selama masih dalam koridor Ahlus Sunnah Wal Jama’ah], saling
menghormati, menghindari menfitnah dan memprovokasi karena kita semua
adalah bersaudara dan semoga kita semua pada akhirnya sama-sama masuk
surga, Jannatul Firdaus, amiin ya Mujiibas saa’iliin…
Pada akhirnya, marilah kita renungkan firman Allah berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ
بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا
تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong
kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
[QS. Al-Maa'idah: 8]
[QS. Al-Maa'idah: 8]
Shalawat dan salam Allah selalu tercurah kpd kekasih hati, Rasulullah
Muhammad, keluarga, sahabat dan pengikut yang setia sampai hari kiamat.
Dariku yang selalu mencintaimu dan menginginkan kebaikan untukmu;
Abdullah Sholeh Hadrami
Malang,
14 Muharram 1433
10 Desember 2011
14 Muharram 1433
10 Desember 2011
No comments:
Post a Comment