Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Untuk menggapai hasil yang kita cita-citakan, setiap orang punya
usaha keras. Siang malam mengeluarkan keringat untuk menggapainya. Mau
usaha laundrynya sukses, bisnis komputernya lancar, atau berhasil dalam
menghadapi ujian berbagai usaha pemasaran, inovasi produk dan belajar
keras pun dilakukan. Namun satu hal yang mesti seorang pengusaha atau
seorang yang ingin meraih keberhasilan perhatikan adalah bagaimana
dirinya jangan sampai melupakan Rabb yang memudahkan segala urusan.
Betapa pun usaha yang kita lakukan, itu bisa jadi sia-sia ketika kita
melupakan Rabb Ar Rahman yang mengabulkan segala hajat. Dengan banyak
memohon pada Al Fattaah, Maha Pemberi Karunia, segala hal bisa jadi
lebih mudah. Inilah yang jadi senjata seorang muslim yang mesti ia
gunakan untuk meraih suksesnya.
Janji Allah Bagi Orang yang Memanjatkan Do’a
Ayat-ayat qur’aniyah berikut menunjukkan keutamaan seseorang yang memanjatkan do’a. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri
dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Beberapa hadits berikut juga menunjukkan bagaimanakah keutamaan
seseorang yang tidak bosan-bosannya memohon pada Allah. Dari An Nu’man
bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Do’a adalah ibadah.”[1]
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.”[2]
Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«
ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ
قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا
أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى
الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ».
قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak
mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen)
melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera
mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat
kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”
Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak
berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah
nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.”[3]
Bukti Ampuhnya Do’a
Beberapa kisah berikut membuktikan betapa ampuhnya do’a bagi seorang muslim.
(1) Do’a Ummu Salamah sehingga bisa menikah dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ada sebuah hadits dari Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
«
مَا مِنْ
عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا
مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا
مِنْهَا ». قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّىَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا
أَمَرَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِى
خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia
mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Allahumma'jurnii fii
mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik
Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap
musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka
Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan
yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”[4]
Lihatlah bagaimana do’a Ummu Salamah bisa dikabulkan dengan diberi suami seperti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini menunjukkan ajaibnya do’a.
(2) Kisah Seorang Istri yang Mendoakan Suaminya yang Bejat
Ada seorang suami yang benar-benar jauh dari ketaatan pada Allah Ta’ala,
yang gemar melakukan dosa. Ia memiliki istri yang sholehah. Istrinya
ini senantiasa memberinya nasehat, wejangan dan berlemah lembut dalam
ucapan pada suaminya, namun belum juga nampak bekas kebaikan pada diri
sang suami. Si istri ini pun tahu bahwa do’a kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baiknya cara (agar suaminya bisa mendapatkan hidayah). Karena Allah subhanahu wa ta’ala
yang memberi petunjuk pada siapa saja yang Dia kehendaki dan
menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Si istri ini akhirnya terus
menerus berdoa agar Allah memperbaiki keadaan suaminya menjadi baik dan
menunjukkan suaminya ke jalan yang lurus (shirothol mustaqim). Ia tidak
bosan-bosannya berdoa akan hal ini siang dan malam.
Akhirnya si istri mendapatkan waktu yang ia nanti-nanti. Suatu hari
hidayah pun menghampiri suaminya, nampak pada suaminya tanda kembali
taat. Suaminya akhirnya gemar lakukan kebaikan, ia pun bertaubat dan
kembali kepada Allah Ta’ala. Walillahil hamd, segala puji hanya untuk Allah.[5] Lihatlah bagaimana lagi satu kisah yang menunjukkan keinginan yang terwujud berkat do’a pada Allah.
(3) Kisah Seorang Pria yang Dikaruniai Anak di Usia Senja.
Ada seorang pria menikahi seorang wanita. Ia sudah bersama wanita
tersebut beberapa tahun lamanya, namun belum juga dikaruniai anak. Lalu
ia menikah lagi dengan wanita lainnya, Allah pun belum menakdirkan
baginya untuk memiliki anak. Hal ini membuat ia semakin merindukan
memiliki buah hati. Ketika usianya sudah beranjak dewasa, ia menikah
lagi dengan wanita ketiga. Padahal umurnya ketika itu adalah 60 tahun.
Di setiap malam, ia selalu melakukan shalat tahajud. Di waktu sahr
(menjelang Shubuh), ia berdo’a pada Allah, “Ya Allah, karuniakanlah padaku seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.”
Dengan karunia Allah subhanahu wa ta’ala, akhirnya istrinya pun hamil.
Kemudian datanglah waktu istrinya melahirkan. Ia pun diberikan kabar
gembira dengan diberi rizki seorang putera. Ia begitu amat gembira dan
banyak bersyukur pada Allah. Beberapa waktu lagi setelah kelahiran tadi,
Allah memberinya juga seorang puteri. Fa subhanal kariim. Maha Suci Allah atas karunia-Nya.[6]
Kisah ini menunjukkan bagaimana ampuhnya do’a bagi seorang muslim.
Mendapatkan keturunan di usia tua juga sudah dialami oleh Nabi Ibrahim
‘alaihis salam. Namun Nabi Ibrahim mendapatkan anak dengan istri yang
sama-sama juga sudah berusia senja. Allah Ta'ala menceritakan,
وَامْرَأَتُهُ
قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ
إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ (71) قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ
وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ (72)
“Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka
Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan
dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. Isterinya berkata: "Sungguh
mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang
perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh." ” (QS. Huud: 71-72)
Itulah karunia Allah, suatu hal yang mustahil bisa saja terjadi dengan izin Allah.
(4) Seorang Pemuda yang Berdo’a agar Dimudahkan Menundukkan Pandangan dari yang Haram
Ada seorang pemuda yang sempat melihat video-video (porno) dan gambar
lain yang diharamkan. Ia pun bertekad kuat agar terhindar dari melihat
seperti itu. Namun ia tidak mampu. Kemudian ia mampu. Ia pun berdo’a
pada Allah Ta’ala agar Allah menjaga pendengaran dan penglihatannya dari
yang haram. Akhirnya, Allah memperkenankan do’anya. Dari sini ia pun
tidak suka melihat gambar-gambar yang terlarang seperti itu.
Sampai-sampai ia pun bisa menghafalkan Al Qur’an karena sikapnya yang
menjauhi maksiat.[7]
Kisah ini membuktikan bahwa kita bisa terhindar dari maksiat hanya
dengan taufik Allah, jalannya adalah dengan banyak memohon pada Allah.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah, tidak ada kekuatan untuk
melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat kecuali dengan pertolongan Ar
Rahman. Do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan agar kita
bisa menjaga pandangan, pendengaran dan hati kita dari kejelekan dan
maksiat adalah do’a,
اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى وَمِنْ
شَرِّ لِسَانِى وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri
bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii wa min syarri
maniyyii” (Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, hati dan angan-angan yang rusak).[8]
-Bersambung insya Allah-
No comments:
Post a Comment