Maukah
saya berikan dua buah trik yang menjadikan diri ini tambah tenang dalam
hidup dan sekaligus meningkatkan kualitas diri. Bukan hanya kualitas
diri untuk sukses di dunia, insya Allah sekaligus untuk sukses di
akhirat.
Ada dua buah pertanyaan yang harus Anda lakukan jika Anda
menginginkan sebuah ketenangan batin sekaligus kebijaksaan Anda
bertambah sehingga kualitas diri Anda pun akan meningkat dengan drastis.
Dua pertanyaan ini, sebenarnya sudah banyak yang mengetahuinya, namun
masih banyak yang belum bisa benar-benar melakukannya sehingga
melewatkan manfaat yang besar.
Anda mau?
Dua Pertanyaan Itu Adalah ...
Hidup Adalah Ujian
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun, (QS Al Mulk:2)
Jika hidup dan mati kita adalah ujian, maka apa pun yang terjadi
dalam kita adalah ujian. Jadi apa pun yang terjadi, Anda harus
menanyakan pertanyaan ini. Pertanyaan pertama adalah "Bagaimana sikap
yang benar menghadapi ujian ini?"
Apa pun yang terjadi kepada diri kita, itu adalah ujian. Baik itu
menyenangkan maupun sangat pahit. Saat kita kaya bukan berarti diri kita
bebas dari ujian, sikap kita terhadap kekayaan tersebut bisa menentukan
kualitas diri Anda. Ada orang yang menyikapinya dengan sombong dan ada
juga yang bersyukur.
Jelas akan menghasilkan perbedaan, padahal kondisinya sama, yaitu
kaya. Orang yang malah menjadi sombong karena kekayaanya, jelas dia
gagal dalam ujian tersebut. Sebaliknya jika dia bersyukur, dia adalah
orang yang berhasil dalam ujian kekayaan tersebut.
Ya, kekayaan hanya contoh. Apa pun yang membuat kita senang, pada
dasarnya itu adalah ujian bagi kita. Bagaimana sikap yang benar
menghadapi ujian itu? Tanyakan selalu pertanyaan itu dan Anda akan
diarahkan kepada hal yang benar dan menjadikan diri Anda tenang serta
kebijakan Anda bertambah.
Saat Anda tidak bertanya pertanyaan ini, Anda bisa terjebak dengan
sikap yang salah. Salah menghadapi kesenangan dan salah dalam menghadapi
kesulitan.
Pertanyaan ini adalah pembiasaan pada diri kita, jika kita selalu
bertanya ini terhadap apa pun yang terjadi, maka kita akan selalu dan
sudah terbiasa melihat apa pun yang terjadi sebagai ujian dan mencari
sikap yang benar.
Dari Manakah Kebenaran Itu?
Jangan dipusingkan dengan orang-orang yang berkicau bahwa kebenaran
itu relatif. Yang benar dan salah itu jelas. Yang benar adalah dari
Allah yang tertuang melalui Al Quran dan hadist shahih. Jadi apa pun
yang terjadi, Anda harus bertanya bagaimana sikap yang benar menurut Al
Quran dan Hadits.
Saat seseorang mengalami kesulitan atau ketakutan, rasa resah dan
gelisah tentu akan menyelimutinya. Namun jika kita bertanya bagaimana
sikap yang benar terhadap kesulitan dan ketakutan ini? Maka akal kita
mulai bekerja. Hidup tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu, namun akal
sudah memegang peranan. Kemudian akan mengarah ke dalil syar'i sehingga
menghasilkan sikap yang benar.
Apa sikap yang benar saat menerima rezeki nomplok?
Apa sikap yang benar saat gagal ujian?
Apa sikap yang benar jika terkena PHK?
Apa sikap yang benar saat proposal kita diterima?
Dan berbagai pertanyaan lainnya yang akan menghidupkan potensi akal dan ruhiah kita.
Sebab, ketenangan itu datang setelah kita menemukan sikap yang
tenang. Mengabaikan, hanya menunda masalah, bukan menyelesaikannya.
Mengikuti hawa nafsu hanya memberikan penyesalan di akhir. Dan, agar
kita tidak mengikuti hawan nafsu, kita harus mengedepankan syara. Ajukan
pertanyaan ini, akal Anda akan mengarah kepada kebenaran, bukan hawa
nafsu.
Pertanyaan Yang Menemukan Harta Kekayaan Anda
Rasulullah SAW bersabda; “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi)
Pertanyaan kedua adalah pertanyaan untuk menemukan hikmah itu. Jadi
apa pun yang terjadi pada kita, akan bijak dan menambah kebijaksanaan
kita dengan bertanya, "Apa hikmahnya buat saya?"
Apa pun peristiwa itu, baik buruk atau pun baik. Baik terjadi kepada
diri kita atau pun kepada orang lain. Semua itu ada hikmahnya. Akan
selalu ada. Jika kita menganggap tidak ada hikmah atau tidak mendapatkan
hikmah, kita hanya kurang keras dalam berpikir. Berpikirlah lebih
tenang, mintalah masukan dari orang lain, insya Allah hikmah itu akan
datang.
Jika kita rajin bertanya tentang hikmah, maka akan lebih banyak
hikmah yang kita dapatkan, dan kita pun akan semakin menjadi seorang
hakim (orang yang bijaksana).
Kesimpulan
Coba renungkan, hidup akan lebih indah saat kita menyikapi apa pun
ujian dengan benar, sekaligus mengambil hikmahnya. Dua pertanyaan ini
sebagai latihan dan pembiasaan sampai kita akan otomatis menyikapi ujian
dengan benar dan selalu mengambil hikmah. Dengan kebiasaan ini,
ketenangan akan kita dapatkan dan meningkatkan kualitas diri kita.
No comments:
Post a Comment