نصيحة لمن انتقص الصحابة
وقال الإمام محمد بن صُبيح بن السماك -رحمه الله تعالى- (ت ١٨٣ه) لمن انتقص الصحابة:
”علمتَ
أن اليهود لا يسبون أصحاب موسى -عليه السلام-، وأن النصارى لا يسبون أصحاب
عيسى -عليه السلام-، فما بالك ياجاهل سببت أصحاب محمد -صلى الله عليه وسلم-
؟
وقد علمتُ من أين أوتيتَ،
لم يشغلك ذنبك، أما لو شغلك ذنبك لخفت ربك ، ولقد كان في ذنبك شغل عن المسيئين ، فكيف لم يشغلك عن المحسنين ؟
أما لو كنت من المحسنين لما تناولت المسيئين ، ولرجوت لهم أرحم الراحمين ،
ولكنك من المسيئين ، فمن ثَمَّ عبت الشهداء والصالحين ،
أيها
العائب لأصحاب محمد -صلى الله عليه وسلم- لو نمتَ ليلك ، وأفطرت نهارك لكان
خيرا لك من قيام ليلك ، وصوم نهارك مع سوء قولك في أصحاب رسول الله -صلى
الله عليه وسلم- .
فويحك لا قيام ليل ، ولا صوم نهار ، وأنت تتناول الأخيار،
فأبشر بما ليس فيه البشرى إن لم تتب مما تسمع وترى ..
وبم تحتج يا جاهل إلا بالجاهلين ،
وشر الخلف خلف شتم السلف،
لواحد من السلف خير من ألف من الخلف ” ا.هـ .
رواه المعافي في الجليس الصالح 2/392.
Nasehat Bagi Para Pencaci Shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu ‘Anhum..
Al-Imam
Muhammad bin Shubaih bin As-Sammak rahimahullah [wafat 183 H]
menasehati para pencaci-maki Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
‘Ala Alihi Wa Sallam, Radhiyallahu ‘Anhum:
“Anda
telah mengetahui bahwa orang-orang yahudi tidak ada yang mencaci-maki
para shahabat Nabi Musa ‘Alaihis Salam, demikian pula orang-orang
nashrani tidak ada yang mencaci-maki para shahabat Nabi ‘Isa Alaihis
Salam. Mengapa anda – wahai orang jahil -, mencaci-maki para shahabat
Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam?!
Sungguh
aku telah mengetahui dari mana anda mendapatkan ajaran seperti itu.
[maksudnya, ajaran mencaci-maki para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wa 'Ala Alihi Wa Sallam adalah bersumber dari orang-orang yang membenci
Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam dan berupaya
untuk menghancurkan Islam dari dalam, pent].
Anda
tidak menyibukkan diri anda dengan mengurusi dosa-dosa anda sendiri.
Kalau sekiranya anda menyibukkan diri anda dengan mengurusi dosa-dosa
anda sendiri, pasti anda akan takut kepada Robb anda. Sungguh dosa-dosa
anda sendiri telah cukup untuk membuat anda tersibukkan daripada
[mencaci-maki dan menghujat] orang-orang yang jahat, bagaimana pula hal
itu tidak membuat anda sibuk daripada [mencaci-maki dan menghujat]
orang-orang yang baik?!
Kalau
sekiranya anda adalah termasuk orang-orang yang baik, pasti anda tidak
akan mencaci-maki orang-orang yang jahat, dan bahkan anda berharap agar
mereka mendapat [rahmat dan hidayah] dari Dzat Yang Maha Penyayang
diantara para penyayang.
Akan
tetapi, karena anda adalah termasuk orang-orang yang jahat, maka inilah
yang menjadi penyebab anda mencaci-maki para syuhada’ dan orang-orang
sholih.
Wahai
pencaci shahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa
Sallam, kalau sekiranya anda tidur sepenuh malam [tidak shalat malam,
pent] dan berbuka sepanjang hari [tidak puasa sunnah, pent], maka tentu
hal itu lebih baik bagi anda daripada anda shalat semalam suntuk dan
puasa sepanjang hari akan tetapi anda berkata buruk tentang para
shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Duhai celaka, anda tidak shalat malam dan tidak puasa sunnah, akan tetapi terus menerus menghujat orang-orang baik!
Maka
terimalah kabar gembira dengan apa yang tidak ada kegembiraan sama
sekali di dalamnya jika anda tidak bertaubat dari apa yang anda dengar
dan anda lihat. [maksudnya, jika tidak bertaubat dari mencaci-maki para
shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam pasti
akan mendapatkan hukuman dari Allah, pent]
Dengan
apa anda berhujjah wahai orang jahil selain dengan orang-orang yang
sama-sama jahil?! [maksudnya, setiap orang yang mencaci-maki para
shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam adalah
orang jahil, siapapun dia, pent]
Seburuk-buruk
kholaf [generasi yang datang setelah salaf, pent] adalah kholaf yang
mencaci-maki salaf [generasi terdahulu dari kalangan shahabat Nabi,
tabi'in dan tabi'ut tabi'in radhiyallahu 'anhum, pent].
Sungguh, satu orang dari kalangan Salaf adalah lebih baik dari seribu orang dari kalangan kholaf”.
(Diriwayatkan Al-Mu’afi dalam “Al-Jalisush-Sholih” 2/392. Diterjemahkan oleh Abdullah Sholeh Hadrami, www.hatibening.com)
No comments:
Post a Comment