Monday 3 October 2011

Mentari Kehidupan” Sarat Akan Makna Sosial

ini di angkat dari kisah nyata. Bercerita tentang perjuangan seseorang yang hidup dari keluarga yang teramat miskin. Namanya Lin Rong-Zong. Seorang anak petani miskin yang kurus dan ingusan. Tapi ia sangat polos dan selalu patuh terhadap kedua orang tuannya. Suatu hari Ibunya menerima surat bahwa anaknya, Lin Rong-Zong sudah harus masuk SD. Sejak itu, beban keluarga menjadi bertambah.
Tapi Lin Rong-Zong tahu diri. Ia semakin rajin membantu pekerjaan orang tuanya dan giat dalam belajar. Di saat kelas 1 dia memang bodoh, mungkin karena perbedaan bahasa yang di sampaikan guru di dalam kelas. Lin Rong-Zong tidak berputus asa, ia semakin giat belajar dan bersungguh-sungguh. Hingga akhirnya dia selalu juara umum di sekolah sampai lulus.
Setelah lulus SD ia berniat melanjukan seklolah nya ke SMP Unggulan. Ia ikut tes ujian dan ternyata dia di terima dengan nilai tertinggi. Semua orang kagum dan bangga padanya. Tapi ketika berita ini di sampaikan ke kedua orang tuannya, ia sangat kecewa dan sedih. Orang tuannya tidak sanggup lagi membiayai sekolahnya. Lagi pula orang tuanya bilang, anak petani tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Akhirnya Lin Rong-Zong memupus semua harapannya.
Ayahnya membawa Lin Rong-Zong ke tempat magang ukir kayu, supaya kelak ia punya keterampilan untuk bekerja. Lin Rong-Zong hanya bisa menurut, walaupun sebenarnya ia tak suka. Sebenarnya ayahnya juga tidak tega membiarkan anaknya putus sekolah, karena ia tahu Lin Rong-Zong anak yang patuh dan cerdas.
Mendengar kabar Lin Rong-Zong putus sekolah, guru SD dan ayah dari salah satu temannya datang berkunjung. Mereka sangat menyayangkan Lin Rong-Zong tidak melanjutkan sekolahnya. Akhirnya mereka bersedia membantu membiayai sekolah Lin Rong-Zong. Ayahnya sangat malu sekaligus bangga, karena ternyata disaat dia tidak bisa berbuat apa-apa, ada banyak orang yang peduli terhadap Lin Rong-Zong.
Akhirnya Lin Rong-Zong bisa bersekolah lagi. Ia sangat senang dan berterima kasih pada semua orang. Ia berjanji suatu saat akan membalas semua budi baik orang yang membantunya.
Begitulah seterusnya. Lin Rong-Zong terus menjadi siswa paling pintar di sekolahnya. Selepas lulus SMP ia ingin melanjutkan sekolah ke SMU. Tapi halangan begitu berat. Salah satu adiknya juga harus masuk ke SMP. Orang tuanya semakin tidak sanggup membiayai sekolah. Melihat Kesungguhan kakaknya, Lin Rong-Zong, adiknya pun mengalah dan terpaksa berhenti sekolah SMP demi kakaknya.
Lulus SMA, Lin Rong-Zong di terima di Fakultas Kedokteran, Chung Hsing University. Tapi karena tidak ada biaya dan melihat ayahnya yang sudah tidak bisa lagi bekerja, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Namun karena Lin Rong-Zong sudah sangat terkenal, banyak wartawan yang datang mewawancarainnya. Berita ini di muat di koran dan tersebar di seluruh daerah.
Berbekal kenalan ayahnya, ia bertemu seorang Dokter yang simpati terhadap nasib Lin Rong-Zong. Yah akhirnya Lin Rong-Zong kembali bisa melanjutkan sekolahnya di Universitas Taiwan yang semuanya dibiayai oleh Dr. Kang.
Tak lama setelah lulus, ia menjadi dokter yang sangat terkenal karena prestasinya. Banyak Rumah Sakit yang menawarkan Lin Rong-Zong menjadi dokter Kepala Bagian dengan gaji yang tinggi. Hingga akhir episode, Lin Rong-Zong memilih ingin mengabdikan dirinya bekerja di Rumah sakit kampung halamannya. Mengadakan baksos dan pengobatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia karena adanya bantuan dan kebaikan dari banyak orang. Sebab itu ia harus hidup bagai matahari yang selalu menyinari dan memberi kehangatan pada dunia. Inilah .
***

Sungguh, saya sering meneteskan air mata setiap kali menyaksikan drama ini. Kalau saya merasa keluarga saya sangat susah, ternyata ada keluarga lain yang jauh lebih susah. Saya musti lebih banya besyukur, karena masih di beri kesempatan dan dukungan untuk menuntut ilmu.
Drama ini di mainkan dengan apik dan sangat mengharukan. Saat ini sedang di tayangkan di Stasiun DAAI TV setiap pukul 19.00 WIB dan reRun pukul 09.00 dan 13.00 setiap hari. Ada 41 episode penayangan dan hari ini adalah episode ke 8. Bagi anda yang tertarik dengan cerita di atas, bisa langsung menyaksikannya di televisi keluarga pada Chanel DAAI TV.

Update :

_____________________________________
Berhubung banyak teman yang bertanya tentang channel DAAI TV, berikut saya jelaskan :
DAAI TV adalah TV lokal di bawah naungan DAAI TV Internasional dan Yayasan Amal yg bepusat di  Taiwan. DAAI TV banyak menyiarkan berita dan informasi dunia relawan, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan kehidupan lainnya. Di Indonesia, DAAI TV baru ada di kota Jakarta dan Medan. Untuk Televisi berlangganan bisa juga di akses di Yes TV dan FIRST Media.

No comments:

Post a Comment

Sikap terhadap pemimpin yang dzalim

Penulis Muhammad Abduh Tuasikal, MSc -  January 25, 2013 Rosululloh shallahu alaihi wasallam bersabda : “Saya memberi wasiat kepada kalian...